Kabupaten Bandung Barat, 23 April 2025 – Dalam upaya menjangkau kelompok rentan dan meningkatkan literasi layanan sosial di masyarakat, Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat menggelar kegiatan Festival Abdi Nagri: Nganjang ka Warga. Salah satu program yang disorot dalam kegiatan ini adalah Griya Lansia Jabar, sebuah bentuk rehabilitasi sosial lanjut usia terlantar di bawah naungan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat.
Festival ini menjadi momentum penting untuk menyosialisasikan langsung berbagai program sosial kepada masyarakat, seperti Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan kebencanaan, serta layanan jaminan sosial lainnya. Kegiatan ini turut melibatkan penyuluh sosial, pekerja sosial, serta dinas teknis dari berbagai bidang.
Hadirkan Sosialisasi Humanis
Menurut Bapak Doni dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, yang turut hadir dalam kegiatan ini, antusiasme masyarakat cukup tinggi, namun distribusi informasi masih menjadi tantangan tersendiri.

“Sampai jam 10 pagi, masyarakat tampak antusias. Tapi kami melihat masih ada kekurangan dalam sosialisasi. Informasi belum sepenuhnya menjangkau masyarakat luas, khususnya mereka yang tinggal jauh dari pusat-pusat layanan,” ujar Doni.
Ia menekankan pentingnya peran aktif perangkat desa dalam menyampaikan informasi, agar program pemerintah tidak hanya dibahas dalam ruang lingkup OPD, tetapi juga sampai ke warga penerima manfaat.
Tantangan di Wilayah Perumahan
Hal senada disampaikan Bapak Rudi, penyuluh sosial Dinas Sosial Jabar yang bertugas di bidang Jaminan Sosial. Ia mengatakan bahwa karakter wilayah perumahan memang berbeda dibandingkan desa, sehingga pendekatan informasi harus disesuaikan.
“Wilayah ini cenderung perumahan, bukan desa, jadi masyarakatnya lebih tertutup. Antusiasmenya agak kurang, mungkin karena informasi tidak sampai secara langsung. Makanya penting sekali ada pendekatan dari Pemda dan desa untuk menyampaikan bahwa ada kegiatan seperti ini,” ujar Rudi.
Ia menambahkan bahwa dari provinsi, informasi sudah disebar melalui media massa. Namun tetap saja, komunikasi langsung jauh lebih efektif dalam menyampaikan pesan sosial.
Griya Lansia Jabar: Rumah Aman untuk Usia Senja
Salah satu fokus utama dalam kegiatan ini adalah pengenalan Program Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Terlantar yang dijalankan melalui Griya Lansia Jabar. Program ini dirancang untuk memastikan para lansia terlantar mendapatkan hak dasar, kemampuan menjalani kehidupan, dan akses terhadap dukungan sosial.
Dalam plamflet yang terpanjang di lokasi, disebutkan bahwa Griya Lansia Jabar memiliki daya tampung hingga 400 orang lansia, mencakup lansia mandiri, semi-mandiri, hingga lansia terlantar total. Kategori lansia terlantar adalah mereka yang berusia 60 tahun ke atas dan tidak memiliki keluarga atau penanggung jawab secara sosial maupun ekonomi.
Program ini dijalankan di berbagai lokasi, seperti:

Pusyanrehsos Griya Lansia Ciparay, Kab. Bandung
Griya Lansia Cibadak, Kab. Sukabumi
Griya Lansia Karawang, Kab. Karawang
Griya Lansia Cileungsi, Kab. Bogor
Griya Lansia Ciparay Timur, Kab. Bandung
Griya Lansia Sumedang, Kab. Sumedang
Slogan program ini, “Nyaaah ka Kolot” (sayang pada orang tua), menjadi simbol kepedulian sosial dari pemerintah kepada para lanjut usia yang membutuhkan perhatian khusus.
Harapan untuk Keberlanjutan Program
Baik Doni maupun Rudi menekankan pentingnya keberlanjutan program semacam ini. Mereka berharap kegiatan seperti Festival Abdi Nagri bisa rutin dilakukan dan semakin luas menjangkau warga di seluruh pelosok Jawa Barat.
“Program seperti ini adalah bentuk nyata bahwa negara hadir di tengah masyarakat. Ini bukan sekadar penyaluran bantuan, tapi membangun kesadaran dan kemandirian warga,” kata Doni.
Rudi pun menambahkan bahwa keberadaan program Griya Lansia menjadi solusi penting bagi mereka yang tidak memiliki pendamping di usia senja. “Kita ingin para lansia tidak hanya sekadar hidup, tapi juga merasa dihargai dan memiliki martabat,” ujarnya.
Penutup
Festival Abdi Nagri: Nganjang ka Warga bukan hanya ajang pamer program, tetapi bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mendekatkan layanan publik kepada masyarakat. Dengan hadirnya program seperti Griya Lansia Jabar, Dinas Sosial membuktikan bahwa kepedulian terhadap kelompok rentan adalah bagian tak terpisahkan dari pembangunan yang inklusif.
Sebagai bagian dari gerakan nyangking rakyat dalam semangat “Jabar Juara Lahir Batin”, kegiatan ini diharapkan mampu menciptakan jembatan yang menghubungkan niat baik pemerintah dengan kebutuhan riil masyarakat. (Nuka & Aki)