Padalarang, KBB – Pemerintah Desa Kertamulya, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, secara resmi melantik sebanyak 118 Rukun Tetangga (RT) dan 26 Rukun Warga (RW) hasil pemilihan serentak tahun 2025, dalam sebuah seremoni yang digelar khidmat dan semarak di Balai Desa Kertamulya, Kamis (25/04/2025).
Acara yang mengusung tema “Kepemimpinan Berintegritas Menuju Masyarakat Harmonis dan Partisipatif” itu dihadiri oleh berbagai tokoh penting, mulai dari Camat Padalarang Agus Achmad Setiawan, S.E., S.IP., M.M., Kepala Desa Kertamulya Farhan Fauzi, S.Com., M.IP., M.AP., N.LP., Ketua BPD Dedi Seno Aji, Babinsa, Bhabinkamtibmas, tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga perwakilan Karang Taruna dan PKK.

Pelantikan ini menjadi tonggak penting dalam pelaksanaan demokrasi lokal di tingkat desa. Farhan Fauzi selaku Kepala Desa menegaskan bahwa pemilihan RT dan RW tahun ini merupakan bentuk pembaruan struktural yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat, dengan semangat transparansi dan tanggung jawab sosial.

Partisipasi Aktif Warga dan Format Pemilihan yang Variatif
Dari total 26 RW dan 118 RT yang tersebar di Desa Kertamulya, sebanyak 17 RW dipilih secara langsung oleh warga, sementara 9 RW lainnya melalui mekanisme musyawarah mufakat atau aklamasi. Menariknya, terdapat 5 RW baru hasil dari pemekaran wilayah serta munculnya generasi muda yang berani maju sebagai calon.
“Dinamika pemilihan sangat hidup. Bahkan ada calon RW yang mencetak kaos kampanye sendiri sebagai bentuk kesungguhan dan partisipasi aktif. Ini membuktikan bahwa demokrasi di desa bukan sekadar formalitas, tapi benar-benar dijalankan dengan kesadaran kolektif,” ujar Farhan.
Pelantikan dilakukan secara kolektif dengan pengambilan sumpah jabatan oleh Kepala Desa dan dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara oleh perwakilan ketua RW terpilih. Surat keputusan (SK) resmi pun diserahkan langsung oleh Farhan kepada para ketua RT dan RW terpilih sebagai tanda pengesahan.
Tanggung Jawab Sosial yang Besar

Dalam sambutannya, Farhan mengingatkan bahwa RT dan RW adalah ujung tombak pemerintahan desa, sekaligus representasi terdekat negara dalam kehidupan warga sehari-hari. “Tugas ini bukan sekadar administratif, tapi juga sosial dan kemasyarakatan. Mereka harus hadir dalam setiap dinamika warga, dari urusan keamanan, sosial, hingga kebencanaan,” katanya.
Ia juga menyinggung posisi strategis Desa Kertamulya, yang menjadi pusat aktivitas ekonomi dan pelayanan publik di Padalarang. “Kita punya pasar, Borma, rumah sakit, puskesmas, kantor polisi dan TNI, semua ada di desa ini. Maka tantangan pembangunan dan sosial kita lebih kompleks dibanding desa lain. RT dan RW harus siap jadi penghubung aktif antara masyarakat dan pemerintah,” tambahnya.
Sambutan Positif dari Forkopimcam dan Tokoh Desa

Camat Padalarang Agus Achmad Setiawan dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas suksesnya pemilihan serentak yang berlangsung damai dan partisipatif. Ia menyebut proses ini sebagai perwujudan demokrasi tingkat akar rumput yang sehat.
“Tidak semua desa mampu melaksanakan pemilihan serentak RT dan RW seperti ini. Ini menunjukkan bahwa Desa Kertamulya telah dewasa secara demokrasi. Bahkan dengan semangat yang tinggi, masyarakat berlomba untuk mengabdi sebagai RT dan RW, padahal tugas mereka tidak ringan,” ungkap Agus.
Ia juga mendorong para ketua RT dan RW untuk menjalin kolaborasi aktif, tidak hanya dengan perangkat desa, tetapi juga dengan kecamatan dan unsur Forkopimcam. “Bangun komunikasi yang responsif. Bila ada permasalahan sosial, jangan tunggu parah, langsung koordinasi. Pemerintah terbuka terhadap kritik dan masukan,” ujarnya.
Sementara itu, Bhabinkamtibmas Bripka Ahmad Sukron memberikan penekanan pada pentingnya peran RT dan RW dalam menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan. “Tanpa dukungan RT dan RW, kami bukan siapa-siapa. Kami butuh komunikasi dan respons cepat untuk bersama mencari solusi persoalan keamanan di masyarakat,” katanya.

Diharapkan Jadi Motor Penggerak Masyarakat
Ketua BPD Desa Kertamulya, Dedi Seno Aji, menyampaikan bahwa RT dan RW merupakan mitra kerja Kepala Desa yang memiliki peran krusial dalam menjalankan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan di lingkup paling bawah. Ia mengutip Permendagri Nomor 18 Tahun 2018 yang menegaskan kedudukan RT dan RW sebagai bagian integral dari tata kelola pemerintahan desa.
“Kami berharap para ketua RT dan RW tidak hanya menjadi pelapor administrasi, tetapi juga penggerak sosial, penyalur aspirasi warga, serta pengayom dalam menyelesaikan konflik lokal,” ucap Dedi.
Acara juga dimeriahkan dengan pemutaran video dokumenter yang menampilkan berbagai kegiatan inovatif masyarakat Desa Kertamulya selama setahun terakhir. Mulai dari kegiatan gotong royong, penanggulangan bencana, pelatihan UMKM, sampai festival budaya lokal, menjadi bukti bahwa desa ini sedang tumbuh menjadi komunitas yang aktif, produktif, dan berdaya.

Harapan Akan Kepemimpinan yang Bersinergi
Menutup acara, Kepala Desa Farhan kembali menegaskan pentingnya semangat sinergi dalam membangun desa. Ia menyebut, saat ini sudah lebih dari 35 proposal pembangunan dari masyarakat yang telah berhasil direalisasikan berkat dukungan dan komunikasi baik dari RT dan RW sebelumnya.
“Dengan wajah-wajah baru dan energi baru, saya percaya Desa Kertamulya akan semakin maju. Saya ajak semua ketua RT dan RW untuk menumbuhkan kembali semangat gotong royong, solidaritas sosial, dan partisipasi warga. Kita buktikan bahwa desa bukan objek pembangunan, tetapi subjek yang menentukan arah masa depan bangsa,” pungkasnya.
Pelantikan RT dan RW tahun ini tak sekadar prosesi formal, melainkan simbol hidupnya semangat kebersamaan dan keinginan warga untuk membangun dari bawah. Di tengah kompleksitas kehidupan modern, kepemimpinan lokal berbasis kepercayaan warga tetap menjadi fondasi kuat bagi masa depan desa. (Nuka)