Bertempat di Aula SMKN 1 Cimahi, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Cimahi menggelar Konferensi Kota yang sarat makna dan strategis pada Sabtu, 17 Mei 2025. Acara ini menjadi momentum penting dalam menentukan arah kepemimpinan organisasi sekaligus memperkuat peran guru sebagai pilar kemajuan bangsa.

Acara dibuka dengan khidmat melalui pembacaan ikrar guru yang menggema di seluruh ruangan, mengukuhkan semangat solidaritas dan dedikasi dalam menjalankan tugas sebagai pendidik dan pembina generasi bangsa.

Laporan Ketua Panitia
Ketua Panitia, H. Asep Irawan R., S.Pd, dalam laporannya menyampaikan latar belakang digelarnya konferensi ini, yakni untuk melakukan penyegaran organisasi melalui pemilihan kepengurusan baru PGRI Kota Cimahi.

Dasar pelaksanaan kegiatan ini berpedoman pada:
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PGRI,
Keputusan Rapat Pleno PGRI Kota Cimahi,
Keputusan Rapat Koordinasi dengan jajaran pengurus.

Dalam paparannya, Asep Irawan juga menjelaskan bahwa maksud dan tujuan konferensi adalah untuk menyusun arah kebijakan baru yang akan membawa PGRI Kota Cimahi menjadi organisasi yang lebih kuat dan adaptif, sejalan dengan semangat “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Acara ini dihadiri oleh sekitar 120 peserta, yang merupakan utusan dari berbagai satuan pendidikan dan wilayah kerja di Kota Cimahi.

Sambutan Ketua PGRI Kota Cimahi
Dalam sambutannya, Ketua PGRI Kota Cimahi, Apit Partakusumah, S.Pd, menyampaikan apresiasi atas kehadiran para undangan terhormat, termasuk Walikota Cimahi yang diwakili Asisten 3, serta Ketua DPRD Kota Cimahi.
“Terima kasih atas kehadiran Bapak Walikota dan Ketua DPRD Kota Cimahi. Ini merupakan bentuk nyata dukungan kepada dunia pendidikan,” ucapnya.
Apit juga mengakui bahwa layanan kepada anggota PGRI belum sepenuhnya maksimal. Ia menyampaikan permohonan maaf sekaligus harapan agar ke depan organisasi mampu melayani kebutuhan anggota secara lebih baik.
Terkait pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) tahap pertama, Apit berharap prosesnya segera dilaksanakan. Tak hanya itu, ia juga mengungkapkan harapan besar terhadap kepemilikan gedung PGRI Cimahi yang telah selesai dibangun.
“Alhamdulillah, gedung PGRI sudah berdiri. Kami berharap segera diberikan kejelasan secara legal dan administratif, agar kami dapat berkegiatan di rumah sendiri, bukan lagi menumpang di tempat orang lain,” ujarnya.
Ia menutup sambutannya dengan ucapan terima kasih kepada panitia atas kerja keras dan dedikasinya dalam menyukseskan acara ini.
Arahan Ketua PGRI Provinsi Jawa Barat
Menguatkan semangat kebersamaan, Ketua PGRI Jawa Barat H. Akhmad Juhana, S.Pd., M.Pd. dalam sambutannya menegaskan bahwa forum tertinggi organisasi di tingkat kota adalah konferensi PGRI.
Ia menjabarkan tiga fungsi utama konferensi:
- Melaporkan program dan kegiatan selama lima tahun ke belakang.
- Menyusun program kerja ke depan yang relevan dan progresif.
- Melaksanakan pemilihan pengurus baru—proses yang paling dinamis dan krusial dalam organisasi.
“PGRI bukan sekadar organisasi profesi, melainkan juga organisasi perjuangan dan kesejahteraan bagi para guru,” tegasnya.
Ia mengingatkan bahwa PGRI lahir hanya 100 hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, sebagai simbol perjuangan pendidikan nasional. Tantangan terbesar saat ini, lanjutnya, adalah memperjuangkan hak-hak guru, khususnya dalam hal status dan pengakuan profesionalisme.
Persoalan terkait P3K, menurutnya, merupakan simpul yang masih perlu dituntaskan di daerah meskipun diatur oleh kebijakan pusat. Ia mengingatkan bahwa PGRI harus berjalan dengan tiga kaki:
- Loyalitas terhadap organisasi dan profesi,
- Kredibilitas dalam menjalankan tugas dan memperjuangkan aspirasi,
- Kapabilitas, yaitu meningkatkan kompetensi guru agar adaptif dengan perubahan zaman.
Dukungan DPRD Kota Cimahi
Ketua DPRD Kota Cimahi, Wahyu Widyatmoko, S.H, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas dedikasi guru dalam mencetak generasi masa depan bangsa. Ia berharap anak-anak Cimahi menjadi orang besar di masa depan karena sentuhan para guru hebat.
“Saya punya hubungan batin dengan profesi guru. Ayah saya adalah seorang guru di kampung, dan istri saya juga seorang guru. Maka saya sangat menghargai perjuangan para pendidik,” ungkap Wahyu penuh haru.
Ia juga mengucapkan selamat menjalankan konferensi dan berharap hasilnya membawa manfaat besar bagi kemajuan pendidikan di Cimahi.
Sambutan dan Pembukaan oleh Perwakilan Walikota Cimahi
Acara konferensi dibuka secara resmi oleh Walikota Cimahi yang diwakili oleh Asisten Administrasi Umum (Asisten 3). Dalam sambutannya, ia menyampaikan permohonan maaf dari Walikota Cimahi yang berhalangan hadir dan menyampaikan salam hangat kepada seluruh peserta konferensi.
Dalam kesempatan tersebut, Asisten 3 menguraikan beberapa poin penting terkait kebijakan pemerintah daerah terhadap guru:
SK P3K direncanakan akan turun pada 1 Juni, bersamaan dengan penyesuaian gaji.
Formasi P3K tahun lalu menerima sekitar 500 orang guru baru.
Guru honorer yang masih aktif akan mendapatkan insentif tambahan, dengan nilai yang jika dijumlahkan dapat melebihi gaji reguler.
Tidak ada satu pun guru honorer di Cimahi yang dirumahkan, saat ini hanya tersisa 169 orang guru honorer.
Gaji ke-13 akan dibayarkan pada bulan Juni mendatang.
Ia juga menyinggung tantangan besar dunia pendidikan yang kini menghadapi transisi lintas generasi guru, dari generasi Baby Boomer, Milenial, hingga Gen Z. Ketiganya kini berada dalam satu ruang kerja dan sistem pendidikan yang sama.
“Generasi Z sangat peka terhadap tren digital. Mereka mudah memviralkan sesuatu, baik positif maupun negatif. Maka, guru perlu membekali diri agar tetap relevan dan menjadi panutan di tengah era digitalisasi yang pesat,” ujarnya.
Asisten 3 menutup sambutannya dengan apresiasi kepada Ketua DPRD yang senantiasa mendukung PGRI serta mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk terus bersinergi dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kota Cimahi.
Penutup
Konferensi PGRI Kota Cimahi kali ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat peran strategis guru sebagai agen perubahan. Dengan semangat “Guru Bermutu, Indonesia Maju – Guru Hebat, Indonesia Kuat”, konferensi ini diharapkan dapat melahirkan kepengurusan baru yang lebih responsif dan inovatif dalam menghadapi tantangan dunia pendidikan yang semakin kompleks.
Guru tidak hanya dituntut untuk mengajar, tapi juga menjadi panutan, pelindung nilai, dan agen perubahan. PGRI sebagai rumah besar para guru, kini diharapkan mampu menghadirkan solusi nyata bagi kesejahteraan, peningkatan profesionalisme, dan penguatan karakter bangsa melalui pendidikan. ( Nuka)