Band Punk Rock Red Blood Asal Cimahi Akan Wakili Indonesia di Panggung Rock Internasional Di UK, DPRD Cimahi dan Disbudparpora Dorong Beri Dukungan

Nasional

CIMAHI – Band punk rock asal Cimahi, Red Blood, mendapat kehormatan untuk tampil dalam konser rock internasional bergengsi di Inggris. Konser ini hanya digelar sekali dalam setahun dan diikuti oleh band-band terpilih dari berbagai negara, termasuk Indonesia dan kawasan Asia Tenggara. RedBlood menjadi satu-satunya perwakilan dari Indonesia yang lolos kurasi ketat dalam ajang tersebut.

Dalam rangka mematangkan persiapan, Red Blood melakukan audiensi dengan Ketua Komisi IV DPRD Kota Cimahi Ike Hikmawati serta jajaran Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Cimahi.

Audiensi dibuka oleh Ketua Komisi IV DPRD Kota Cimahi, Ike Hikmawati, yang menyampaikan dukungannya terhadap kiprah RedBlood. “Kami sangat bangga ada band dari Cimahi yang bisa menembus panggung internasional. Ini bukan hanya membawa nama Cimahi, tapi juga Indonesia,” ujar Ike yang dikenal aktif mendorong kemajuan sektor seni dan budaya.

Dalam paparannya, RedBlood menjelaskan bahwa undangan tampil di Inggris merupakan hasil seleksi dari ratusan band di Indonesia bahkan Asia Tenggara. Mereka akan mengusung misi budaya, mengenakan atribut tradisional seperti pangsi, iket kepala, kerudung, dan kebaya. RedBlood juga membawa pesan kemanusiaan dalam penampilannya, dengan aransemen musik oleh seniman lokal.

“Kami ingin tunjukkan bahwa punk rock dari Cimahi bisa tampil berkelas tanpa meninggalkan akar budaya. Ini momen langka dan bersejarah. Sayang jika tidak mendapat dukungan dari pemerintah dan pemangku kebijakan kesenian Indonesia,” ungkap perwakilan RedBlood.

Perwakilan Disbudparpora, Hendra, menyatakan apresiasinya dan menyebut RedBlood sebagai aset daerah meskipun selama ini lebih aktif tampil di luar Cimahi. Ia menjanjikan surat rekomendasi untuk pengurusan visa dan kemungkinan tampil di event kota, meskipun keterbatasan anggaran masih menjadi tantangan utama.

“Ada efisiensi anggaran tahun ini, sehingga beberapa rencana kegiatan dipangkas. Untuk akomodasi dan dukungan finansial, akan kami rekomendasikan ke Sekda,” ujarnya.

Tito dari Disbudparpora menambahkan bahwa kebutuhan anggaran seperti tiket pesawat untuk RedBlood senilai Rp150 juta sulit dipenuhi langsung karena biasanya anggaran sebesar ini dialokasikan untuk beberapa event lokal. “Kami harap RedBlood bisa mengakses dana hibah pemerintah ke depannya. Karena mereka sudah terkoneksi sejak lama, dan pencapaian baik ini layak didukung,” ujarnya.

Ike Hikmawati menutup audiensi dengan menekankan pentingnya dukungan lintas lembaga. Ia mendorong agar RedBlood dibantu melalui surat rekomendasi ke Bank BJB, Pemprov Jawa Barat, dan pihak swasta atau CSR. “Ini bukan hanya soal prestasi seni, tapi soal harga diri budaya. RedBlood membawa Indonesia ke panggung dunia. Sudah seharusnya kita semua mendukung,” tegasnya. (Nuka)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *