Meriah dan Penuh Semangat: Milangkala Ke-41 Desa Cisomang Barat, Simbol Kebangkitan dan Kearifan Lokal

Bandung Barat Bangun Desa

CISOMANG BARAT — Dalam suasana penuh kegembiraan dan semangat kebersamaan, ribuan warga Desa Cisomang Barat memadati lapangan terbuka desa pada Minggu, 19 Juni 2025, untuk merayakan Milangkala atau hari jadi ke-41 Desa Cisomang Barat. Meski secara resmi ulang tahun desa jatuh pada 16 Juni, panitia pelaksana sengaja memadukan momen ini dengan peringatan Hari Jadi ke-18 Kabupaten Bandung Barat, menjadikannya sebuah perayaan ganda yang sarat makna dan sejarah.

Lapangan desa yang biasanya tenang, hari itu berubah menjadi pusat pesta rakyat. Ratusan tenda dan stan menghiasi sekeliling area, menyajikan ragam makanan tradisional khas Sunda seperti bakso, sate, sosis bakar, es kelapa, buah-buahan segar, hingga jajanan legendaris seperti awug, kue balok, dan colenak. Tak hanya makanan, deretan kerajinan tangan lokal atau handicraft dari para pemuda dan ibu-ibu PKK juga menarik perhatian pengunjung yang antusias berburu oleh-oleh khas desa.

Dengan tema besar “Semangat JIHAD” yang merupakan akronim dari Jelas, Inovatif, Harmonis, Agamis, dan Damai, perayaan tahun ini menjadi simbol kebangkitan dan kekompakan warga dalam membangun desa yang berdaya saing namun tetap memegang teguh nilai-nilai budaya dan spiritual.

Karnaval Spektakuler

Acara diawali dengan karnaval budaya yang memukau. Dipimpin langsung oleh barisan drum band dari LEMDIKLAT Taruna Nusantara Indonesia, irama semangat kebangsaan menggema sepanjang jalan utama desa. Disusul barisan peserta dari 15 Rukun Warga (RW) se-Cisomang Barat, mereka tampil dengan kostum adat dan atraksi budaya khas Sunda, seperti sisingaan, kuda lumping, kendang pencak, dan tarian jaipong. Karnaval ini menjadi simbol persatuan masyarakat dan bentuk penghormatan kepada sejarah dan pendiri desa.

Rute karnaval yang melintasi jalan utama disambut antusiasme warga. Tak sedikit yang merasa kecewa jika iring-iringan tidak melewati wilayah mereka, sebuah indikasi kuat bahwa acara ini benar-benar menjadi milik bersama, dan bukan hanya tontonan semata.

Simbol Lodaya Putih dan Kearifan Lokal

Seluruh peserta karnaval akhirnya berkumpul di lapangan desa, tempat panggung utama berdiri megah. Di depan panggung, ornamen simbol macan Lodaya putih — simbol kekuatan dan pelindung masyarakat Sunda — berdiri tegak, menjadi ikon dari filosofi budaya dan kearifan lokal Jawa Barat yang dijunjung tinggi oleh warga Cisomang Barat.

Dalam suasana penuh semangat, acara resmi dibuka oleh Ali Rapli Rapsanjani, anggota DPRD Kabupaten Bandung Barat dari Partai Amanat Nasional, dengan memukul drum besar sebagai tanda dimulainya rangkaian pentas budaya. Dalam wawancara singkat, ia menyampaikan apresiasi dan kebanggaannya terhadap antusiasme warga Cisomang Barat.

“Masyarakat sangat kompak dan bersatu dalam merayakan dua momen penting ini. Ulang tahun ke-41 Desa Cisomang Barat dan ke-18 Kabupaten Bandung Barat menjadi pengingat bahwa kita tidak boleh melupakan jasa para pendiri. Semangat ini harus terus dijaga,” tegas Ali Rapli.

Kepala Desa: Cisomang Hudang, Mamprang, Caang

Muhammad Rizwan, Kepala Desa Cisomang Barat yang kini memasuki periode kepemimpinan keenamnya, menuturkan bahwa perayaan milangkala kali ini adalah yang ke-6 sejak ia memimpin. Ia menjelaskan bahwa setiap tahun, acara ini menjadi ajang refleksi sekaligus pelestarian budaya.

“Cisomang Barat memiliki potensi besar. Maka sejak awal saya menjadikan moto ‘Cisomang Hudang, Mamprang, jeung Caang’ sebagai visi pembangunan: desa yang terbangun, semangat, dan terang dalam artian penuh harapan,” ujar Rizwan.

Ia juga mengungkapkan bahwa seluruh kesenian yang ditampilkan merupakan hasil karya dan persembahan dari putra-putri daerah setempat, tanpa perlu mengundang seniman dari luar. Mulai dari rampak kendang, pencak silat, hingga jaipongan yang ditampilkan dengan apik oleh remaja desa. Ini menjadi bukti nyata bahwa kearifan lokal hidup subur di Cisomang Barat.

Tak lupa, Rizwan menyampaikan terima kasih kepada Bupati dan Wakil Bupati Bandung Barat yang turut mengucapkan selamat ulang tahun. Sebagai bentuk timbal balik, ia juga memberikan ucapan yang sama untuk Kabupaten Bandung Barat.

Sponsor, Doorprize, dan Mimpi Masa Depan

Dalam semangat membangun desa yang berdaya dan terkoneksi, perayaan kali ini juga mendapat dukungan dari provider Smartfren sebagai sponsor utama. Selain menghadirkan fasilitas internet dan promosi produk, Smartfren juga memberikan doorprize utama berupa sepeda listrik yang membuat sorak-sorai warga pecah saat diumumkan.

Para pelaku UMKM yang terlibat juga merasa diuntungkan. Ajang ini bukan hanya pesta budaya, tetapi juga ruang bagi geliat ekonomi warga. Penjualan makanan, produk lokal, hingga promosi layanan internet menjadi bagian tak terpisahkan dari kemeriahan acara.

Tradisi yang Harus Terus Dijaga

Tak terasa, hari mulai beranjak sore. Namun semangat warga tak surut. Anak-anak menari riang, remaja sibuk mengabadikan momen di media sosial, dan para orang tua larut dalam nostalgia dan haru. Di tengah modernitas dan tantangan zaman, Cisomang Barat menunjukkan bahwa desa bisa menjadi kuat jika warganya bersatu dan bangga pada jati dirinya.

Sebagaimana dikatakan oleh Kepala Desa Rizwan:

“Tradisi ini harus tetap dijaga. Jangan sampai hilang oleh zaman. Karena dari sinilah identitas dan kekuatan kita berasal.”

Perayaan milangkala ini bukan sekadar ulang tahun. Ia adalah panggung untuk mengenang sejarah, menyalakan semangat, dan menatap masa depan. Di balik sorak karnaval dan deru drum band, Desa Cisomang Barat tengah membuktikan: dari desa yang jauh dari hiruk-pikuk kota, cahaya harapan dan budaya tetap menyala terang.

By Nuka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *