Bandung Barat, 25 Juni 2025 — Lebih dari 800 peserta berkumpul dalam gelaran Jambore Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) Kabupaten Bandung Barat yang digelar selama dua hari di kawasan wisata Pakuhaji. Acara ini menjadi momentum besar dalam mempererat solidaritas dan meningkatkan kapasitas para anggota Linmas yang tersebar di berbagai desa dan kelurahan di wilayah Bandung Barat.

Jambore ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting daerah, di antaranya Wakil Bupati Bandung Barat, Kepala OPD, Danramil 0909 Padalarang, Kapolsek, Ketua Apdesi, Asisten Pemerintahan Daerah, Kepala Satpol PP, perwakilan dari BPJS dan Bank BJB, serta Kepala Desa Pakuhaji.

Kabid Keamanan Satpol PP, Amir Mahmud, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini dilaksanakan dengan dasar hukum dari Kementerian Dalam Negeri terkait peningkatan perlindungan masyarakat, ketertiban umum, dan pelayanan dasar. “Kita menyasar 766 anggota Linmas agar mendapatkan pembinaan, pelatihan, dan penguatan kapasitas,” ungkapnya. Dana pelaksanaan kegiatan ini bersumber dari APBD Kabupaten Bandung Barat.
Wakil Bupati Bandung Barat dalam amanatnya sebagai pembina apel menyampaikan pesan mendalam yang menyentuh hati. “Saya hadir mewakili Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail, yang sedang mendampingi Gubernur Jawa Barat di Jakarta. Jambore ini bukan hanya kegiatan seremonial, tapi menjadi media pembelajaran dan peningkatan kualitas SDM Linmas di Bandung Barat,” ucapnya.

Ia menyoroti pentingnya pengabdian para anggota Linmas sebagai bentuk ibadah yang memiliki nilai spiritual tinggi. “Tidak mudah menjaga keamanan lingkungan, namun bila dijalani dengan hati yang tulus, pengabdian ini menjadi jalan menuju surga,” katanya sambil mencontohkan Pak Udin, anggota Linmas berusia 80 tahun yang masih setia bertugas. “Beliau adalah teladan nyata bahwa usia bukan batas untuk mengabdi.”
Simbolisasi santunan dan penghargaan turut mewarnai acara. Sebanyak 18 anggota Linmas diberikan penghargaan dan bantuan simbolis oleh Wakil Bupati, sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi puluhan tahun, di antaranya: Sutisna, Eli, Aceng, Uju, Ipin, Asep, Rohendie, Mustopa, Aep, Sunarya, Udin, Dadah, Abdul, Sudakri, Yaya, dan Ranu. Keluarga almarhum anggota Linmas yang telah wafat pun diberikan santunan kematian sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasa mereka.
Salah satu momen yang menjadi sorotan adalah pemukulan kentongan secara simbolis oleh Wakil Bupati, sebagai wujud kesiapsiagaan Linmas yang juga merepresentasikan kearifan lokal dalam sistem komunikasi tradisional. Suara kentongan disusul dengan pembacaan sajak makna setiap bunyinya:
2 kali: Pencuri datang
3 kali: Bencana datang, segera bertindak
4 kali: Ada api membara
1 kali lambat berulang: Perintah evakuasi
5 kali: Siaga penuh, bertindak cepat tanpa menunggu
Jambore ini juga menjadi ajang memperkuat solidaritas antaranggota Linmas dari berbagai wilayah. Para peserta mendapatkan berbagai pelatihan teknis, simulasi kedaruratan, hingga pembinaan ideologis dan spiritual.
Acara ditutup dengan doa bersama untuk keselamatan daerah dan keberkahan bagi semua pihak yang terlibat dalam menjaga ketentraman dan ketertiban umum di wilayah Bandung Barat.
Wakil Bupati juga mengajak seluruh peserta untuk mendoakan kelancaran dan keberkahan bagi kepemimpinan baru di Kabupaten Bandung Barat. “Kepemimpinan ini baru berjalan 3 bulan. Mohon doanya agar visi Bandung Barat Amanah bisa benar-benar terwujud, dengan keberpihakan yang nyata pada kesejahteraan rakyat,” ujarnya.
Ia pun menutup sambutannya dengan mengutip pesan religius, “Jika pemimpin dan rakyat bersabar, maka Allah akan menurunkan nikmat dan keberkahan dari arah yang tak terduga.”
Jambore Satlinmas Bandung Barat 2025 bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi panggilan untuk terus menjaga semangat pengabdian yang tak lekang oleh waktu. Sebab, menjadi Linmas bukan hanya soal tugas dan kewajiban, tapi tentang cinta pada kampung halaman—dan jalan menuju surga.