Lembang, 1 Juli 2025 — Di tengah geliat peringatan Hari Jadi Kabupaten Bandung Barat ke-18, satu sosok perempuan tampil mencolok bukan karena panggung mewah atau sorotan kamera, melainkan karena kesederhanaannya turun langsung menyapa rakyat dari pintu ke pintu. Dialah Ibu Maya, istri Camat Lembang sekaligus Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Lembang.
Kiprah sosial Ibu Maya bukanlah hal baru bagi masyarakat Lembang. Sejak tahun 2024, beliau menggagas program “Sapa Lansia”, yang menyasar kaum tua—baik pria maupun wanita, yang hidup dalam keterbatasan. Program ini berangkat dari pemikiran bahwa kepedulian tidak boleh terbatas pada gender. “Tanpa sosok seorang ayah, kita pun tak akan hadir ke dunia,” tuturnya dalam suatu kesempatan, mengajak masyarakat untuk melihat sisi kemanusiaan secara utuh.

Tidak sekadar simbolis, Ibu Maya hadir di tengah masyarakat dengan langkah nyata. Hampir setiap hari ia melakukan blusukan ke berbagai pelosok desa di Kecamatan Lembang dan bahkan ke wilayah lain di Kabupaten Bandung Barat. Ia menyapa warga, mendengarkan keluhan, dan membawa bantuan, dari sembako, tongkat jalan, kursi roda, kaki palsu, hingga alat bantu dengar.
Sebagai “Ratu Ngonten Lembang”, Ibu Maya memanfaatkan media sosial, khususnya TikTok, sebagai alat komunikasi langsung dengan masyarakat. Dengan lebih dari 22 ribu pengikut, mayoritas dari Kabupaten Bandung Barat, akunnya menjadi ruang aspirasi warga yang kerap mengirim pesan langsung untuk menyampaikan kebutuhan, keluhan, bahkan curahan hati. Mulai dari permintaan alat bantu kesehatan, bantuan sembako, hingga permohonan yang lucu seperti membayarkan utang bank atau minta didamaikan dari konflik rumah tangga.

Dalam sesi wawancara terpisah, Ibu Maya berbagi bahwa aktivitas sosial ini bukanlah kegiatan musiman menjelang peringatan daerah. “Hari ini saya melanjutkan kegiatan yang memang sudah menjadi keseharian saya. Sebagai Ketua Tim Penggerak PKK dan Ketua Posyandu, saya punya tanggung jawab dalam program-program prioritas, salah satunya kepedulian sosial dan perumahan rakyat,” ungkapnya.
Ibu Maya menyebut bahwa sumber semangatnya berasal dari pengalaman masa lalu saat aktif di dunia politik dan kegiatan sosial kemasyarakatan. “Saya menyadari bahwa kebahagiaan itu hadir ketika kita bisa bermanfaat untuk orang lain,” katanya penuh keyakinan.

Ia juga mengingat satu sosok yang menjadi inspirasinya: Dedi Mulyadi. Pesan moral beliau, “Cing nyaah ka rahayat sanajan urang lain pejabat” ini menjadi prinsip yang terus Ibu Maya pegang. “Kita hadir untuk mengisi celah yang kadang tidak tersentuh oleh kebijakan formal,” tegasnya.
Pada blusukan 1 Juli 2025, tim liputan kami menyaksikan langsung beberapa momen haru sekaligus hangat:
Pak Ondi (90 tahun), tinggal bersama istri di rumah kontrakan. Ia mengeluhkan sesak dada dan akan dibantu dalam pengurusan bpjs program penerima bantuan iuran. Ibu Maya pun menyanggupi permintaan yang keluarga pak Ondi setelah terlihat magic jar nasinya rusak, kasur yang sudah tidak layak pakai menjadi batu, serta kompor gas.
Kunjungan ke dua, nenek Ratna (70 tahun), penerima tongkat jalan sebelumnya, ini kunjungan yang kesekian kalinya, nenek dikenal humoris dan menyambut tim dengan candaan yang mencairkan suasana.
Kunjungan ke Santi (37 tahun), pengidap kanker payudara, yang dulu pernah diantar langsung oleh Ibu Maya ke rumah sakit untuk perawatan dimana saat ini sedang ditengok perkembangannya
Ma Ute (70-an), hidup sendiri dan menerima bantuan sembako dari program Nyaah Ka Indung. Ma Euis, yang tidak dapat berbicara, menunjukkan rasa syukurnya lewat bahasa isyarat. Kebahagiaan mereka tampak tulus, meski bantuan yang diterima tak seberapa besar.
Menjawab soal pendanaan, Ibu Maya mengaku tak segan merogoh kocek pribadi. “Saya bantu semampu saya. Kadang ada warga yang butuh biaya rumah sakit atau modal usaha kecil. Kalau bisa saya bantu” tuturnya.
Sejak kegiatan sosial ini berjalan, lebih dari 100 kursi roda telah disalurkan semua ini bisa kami lakukan berkat kebijakan dan dukungan dari Bapak Bambang Eko Camat Lembang. Maya tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Ria Busana, KPSBU dan PHRI yang menjadi sponsor kegiatan sosialnya menyalurkan sembako kepada masyarakat.
Bantuan lain dari Apindo Jabar yang pada tahun 2024 telah membantu 25 warga yang rumahnya direnovasi atau diperbaiki, Maya berharap semoga di tahun ini sudah banyak yang antri sebanyak 70 rumah.
Di akhir wawancara, Ibu Maya menyampaikan pesan sederhana namun dalam maknanya. “Saya ingin kehadiran saya bersama Pak Camat Lembang menjadi jembatan antara pemerintah dan rakyat. Pemerintah itu harus terasa hadir, bukan hanya terlihat.” (Team)