Desa Wangunsari Ambil Langkah Strategis: Koperasi Merah Putih Jadi Pilar Ekonomi Baru Desa

Bandung Barat Koperasi Merah Putih

Bandung Barat, 29 Juli 2025 — Desa Wangunsari, Kecamatan Sindangkerta, resmi memulai operasional Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) dengan jumlah anggota awal mencapai 300 orang. Tak hanya menjadi pionir dalam pengembangan koperasi berbasis komunitas, Wangunsari juga mencatatkan diri sebagai desa pertama di Kabupaten Bandung Barat yang menjalin kemitraan resmi dengan PT Pos Indonesia melalui layanan PosPay. Langkah ini tidak hanya simbolis, tetapi berpotensi strategis dalam membentuk ulang struktur ekonomi desa secara berkelanjutan.

“Walaupun koperasi ini baru dirintis, kami bersyukur sudah terbentuk kepengurusan. Insyaallah mereka adalah orang-orang kompeten,” ujar Kepala Desa Wangunsari, Dadang Hermawan, dalam wawancara pada peluncuran koperasi. Ia menyampaikan optimisme disertai kewaspadaan, mengingat tanggung jawab yang besar melekat pada penggunaan dana desa sebagai jaminan pinjaman koperasi. Kekhawatiran ini relevan, mengingat Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 49 Tahun 2025 memungkinkan koperasi mengakses pinjaman hingga Rp3 miliar, dengan bunga 6% per tahun dan tenor 6 tahun, serta opsi penggunaan dana desa untuk pembayaran angsuran, tentunys dengan persetujuan musyawarah desa.

Langkah Nyata Melawan Jeratan Bank Emok

Keberadaan koperasi ini juga diharapkan menjadi solusi terhadap praktik pinjaman informal yang selama ini membelit masyarakat, seperti yang diutarakan oleh Dadang: “Sebagian besar masyarakat kami terdampak pinjaman dari lembaga keuangan informal seperti Bank Emok. Hadirnya koperasi memberi alternatif yang lebih sehat.”

Dengan fokus pada sektor pertanian dan ketahanan pangan, KDMP Wangunsari juga mendukung peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam produksi padi sebagai kebutuhan pokok. Hal ini menandai sinergi antar-entitas ekonomi desa yang diarahkan untuk saling memperkuat, bukan tumpang tindih.

Produksi Gula Aren, Potensi Pasar Ekspor

Di sisi usaha riil, KDMP Wangunsari telah menunjukkan geliat ekonomi meski usianya baru dua bulan. Menurut Ketua Koperasi Yayat Saifullah, koperasi telah menjual berbagai produk pertanian, terutama gula aren dan biji kopi robusta. Gula aren bahkan telah menembus pasar luar daerah seperti Surabaya, Deli Serdang, dan Jabodetabek. “Produksi gula aren semut kami sekitar 1,2 ton per bulan,” ujarnya.

Langkah ini didukung oleh platform digital seperti Tokopedia dan media sosial, serta logistik dari PT Pos Indonesia. Kemitraan dengan PT Pos juga memperkuat posisi koperasi sebagai simpul layanan keuangan dan distribusi. KDMP Wangunsari kini menjadi agen resmi PosPay, membuka peluang penyediaan layanan pembayaran listrik, telepon, bahkan zakat secara digital.

Tantangan Tata Kelola dan Edukasi Anggota

Meski awalnya menjanjikan, tantangan besar tetap ada, terutama dalam edukasi anggota dan profesionalisasi tata kelola. “Kedepannya Koperasi bukan hanya tempat pinjam uang, tetapi usaha bersama dengan semangat kekeluargaan,” tegas Dadang. Ia mengingatkan pentingnya pemahaman anggota terhadap aturan koperasi, termasuk kewajiban simpanan.

Dinas Koperasi Kabupaten Bandung Barat telah mendorong sertifikasi pengurus dan menyarankan unit usaha awal yang realistis, seperti keagenan sembako dan distribusi logistik. Kepala Bidang UMKM dan Koperasi, Rohmat Bahtiar, menekankan bahwa koperasi harus “terus bergerak dan tidak berhenti setelah dibentuk.” Ia bahkan menyatakan bahwa kinerja KDMP akan menjadi salah satu indikator kepemimpinan desa menjelang Pilkades 2027.

Menuju Ekosistem Ekonomi Desa Mandiri

Langkah Desa Wangunsari tidak berdiri sendiri. Sejak 16 Juli 2025, 165 desa dari 16 kecamatan di Kabupaten Bandung Barat telah menyatakan komitmen membentuk KDMP. Sinergi multipihak dengan PT Pos Indonesia dan Bank BNI memberi fondasi kuat bagi terbangunnya ekosistem ekonomi desa yang modern dan terintegrasi. Model ini selaras dengan visi Indonesia Emas 2045, yang mengedepankan pertumbuhan inklusif dari tingkat lokal.

Kini, dengan legalitas yang jelas, dukungan logistik dan keuangan, serta kepemimpinan yang visioner, KDMP Wangunsari menjadi gambaran awal dari transformasi ekonomi desa berbasis komunitas. Tinggal bagaimana konsistensi pengawasan, komitmen masyarakat, dan tata kelola yang akuntabel dijalankan agar koperasi ini tak hanya jadi simbol, melainkan motor perubahan nyata di tingkat akar rumput. (Red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *