Menuju Generasi Berkarakter: Violia Azzarah Perkuat Sinergi Program Keagamaan dan Pemberdayaan Pemuda di Lembang

Bandung Barat Profil

LEMBANG, Langkah strategis menggabungkan nilai spiritualitas dengan kewirausahaan berpotensi menciptakan dampak transformatif bagi masa depan generasi muda Kabupaten Bandung Barat,

Pertemuan koordinasi antara Penyuluh Agama Islam KUA Lembang dengan tokoh politik dan pengusaha perempuan Hj. Violia Azzarah, S.E., pada Senin (4/8) di Lembang, menandai babak baru dalam pendekatan holistik pemberdayaan generasi muda. Inisiatif yang menggabungkan dimensi spiritual dan ekonomi ini berpotensi menjadi model replikasi untuk daerah lain di Indonesia. Pertemuan yang melibatkan tim penyuluh terdiri dari Rifqy (Aa Mursy), Dini, dan Angga tersebut menghasilkan kesepakatan strategis untuk mengintegrasikan program keagamaan dengan pemberdayaan ekonomi berbasis kewirausahaan.

Landasan Strategis yang Kuat

Pertemuan yang dicanangkan ini memiliki fondasi yang berbeda dari pendekatan konvensional. Alih-alih memisahkan aspek spiritual dan ekonomi, inisiatif ini mengintegrasikan keduanya dalam satu kerangka kerja yang kohesif. Pendekatan ini sejalan dengan kebutuhan generasi muda yang menghadapi tantangan kompleks di era digital.

Dampak Jangka Panjang dan Implikasi Sosial

Kolaborasi ini memiliki potensi dampak transformatif yang meluas dari sisi pembangunan karakter, integrasi nilai-nilai keagamaan dengan keterampilan kewirausahaan yang dapat menciptakan generasi yang tidak hanya secara ekonomi mandiri, tetapi juga memiliki integritas moral yang kuat.

Dari perspektif ekonomi, program ini berpotensi menciptakan ekosistem UMKM yang berbasis nilai. Dengan latar belakang sebagai Sarjana Ekonomi dari Universitas Padjadjaran, Violia memiliki kapasitas untuk merancang program yang secara ekonomi viable dan berkelanjutan.

Tantangan dan Peluang

Meskipun memiliki prospek positif, program ini menghadapi beberapa tantangan. Pertama, diperlukan keseimbangan yang tepat antara konten spiritual dan praktis agar tidak condong ke salah satu sisi. Kedua, sustainability program bergantung pada komitmen jangka panjang dari semua pihak yang terlibat.

Namun, peluangnya jauh lebih besar. Kabupaten Bandung Barat, dengan dinamika sosial-ekonomi yang berkembang pesat, memberikan laboratorium ideal untuk implementasi program inovatif ini. Semoga komitmen Violia menunjukkan konsistensi dalam membangun pemberdayaan masyarakat kedepannya.

Menuju Replikasi Nasional

Keberhasilan koordinasi ini berpotensi menjadi model untuk daerah lain. Pendekatan yang mengintegrasikan penyuluh agama dengan tokoh politik dan pengusaha dalam pemberdayaan pemuda dapat diadaptasi sesuai konteks lokal masing-masing daerah.

Ke depan, diharapkan “kemitraan yang berkelanjutan antara KUA Lembang dan para pemangku kepentingan” ini tidak hanya terbatas pada wilayah Lembang, tetapi dapat menjadi katalis bagi transformasi sosial yang lebih luas. Program ini menunjukkan bahwa pembangunan karakter generasi muda memerlukan pendekatan multi-stakeholder yang menggabungkan aspek spiritual, ekonomi, dan sosial dalam satu kesatuan yang harmonis. (Nuka)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *