Meriahkan Milangkala ke-41 dan HUT RI ke 80, Desa Jatimekar Gelar Festival Seni, Budaya, dan Tabligh Akbar

Bandung Barat Koperasi Merah Putih UMKM

Jatimekar, Cipeundeuy – Bandung Barat, 20 Agustus 2025 – Suasana Desa Jatimekar, pada peringatan hari jadinya yang ke-41 berubah menjadi lautan kegembiraan. Ribuan warga tumpah ruah di lapangan desa untuk menyaksikan rangkaian acara Milangkala yang dikemas dalam festival seni, budaya, karnaval, tabligh akbar, hingga pameran UMKM.

Acara ini turut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, mulai dari Kepala Desa Jatimekar H. Dono Sumpena, Camat Cipeundeuy Agus Ganjar Hidayat, Kabid DPMD Kabupaten Bandung Barat Hendi Setiyadi, Ketua TP-PKK Wiwin Widaningsih, serta jajaran Forkopimcam, Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan para kepala desa se-Kecamatan Cipeundeuy.

Sejarah dan Filosofi Desa Jatimekar

Dalam sambutannya, Kepala Desa Jatimekar H. Dono Sumpena mengingatkan kembali sejarah desa yang tak bisa dilepaskan dari sosok karomah Eyang Wali Jatinegara. Ia juga menyinggung filosofi pohon jati yang menjadi ikon desa, yakni pohon yang kuat, kokoh, dan tahan lama.

“Di Desa Jatimekar ada sejarah Eyang Wali Jatinegara dan pohon jati besar yang menjadi simbol kekuatan. Seperti pepatah Sunda, lawan jati mah tara eleh ku junti, artinya desa ini harus semakin kokoh dan maju. Dengan persatuan masyarakat, mulai dari tingkat RT, RW, hingga pemerintahan desa, kita bisa mewujudkan Jatimekar yang lebih kuat,” ujarnya.

Apresiasi dari Pemerintah Kabupaten

Kabid DPMD Kabupaten Bandung Barat, Hendi Setiyadi, memberikan apresiasi atas kreativitas dan kekompakan masyarakat Jatimekar. Menurutnya, peringatan milangkala ini tidak hanya seremonial, tetapi juga menjadi momentum kebangkitan desa dalam memperkuat identitas serta mendorong kemandirian ekonomi.

“Kami sangat mengapresiasi kegiatan Milangkala ke-41 ini. Semoga Desa Jatimekar tetap bergelora dan semakin maju di bawah kepemimpinan Kepala Desa H. Dono Sumpena,” katanya.

Hal senada disampaikan Camat Cipeundeuy, Agus Ganjar Hidayat. Ia menilai, sinergitas antara perangkat desa dan masyarakat terlihat jelas dalam kemeriahan acara. “Banyaknya kreasi kesenian dan partisipasi warga menjadi bukti bahwa Desa Jatimekar memiliki semangat gotong royong yang kuat. Saya berharap program-program desa terus berjalan dengan baik dan mampu membawa masyarakat semakin sejahtera,” ujarnya.

Karnaval 14 RW Pamerkan Kreasi Budaya

Salah satu daya tarik utama Milangkala adalah karnaval yang melibatkan seluruh 14 RW di Desa Jatimekar. Setiap RW menampilkan kreasi seni, budaya, hingga simbol-simbol unik yang memukau ribuan penonton.

Berbagai atraksi hadir mulai dari pawai tradisional, kuda lumping, boneka cepot raksasa, hingga pertunjukan spektakuler seperti naga biru, naga kuning, dan singa hitam. Tidak hanya itu, warga juga menghadirkan replika kendaraan militer berupa tank baja dan rudal balistik, serta atraksi kreatif seperti banteng hitam, kadal hijau, hingga hiasan hasil bumi berupa sayur-sayuran dan buah-buahan.

Kemeriahan karnaval ini seolah menggambarkan betapa kayanya kreativitas warga, sekaligus menjadi ruang untuk mempererat persatuan antarrukun warga.

UMKM dan Ekonomi Lokal Ikut Bangkit

Selain hiburan, Milangkala juga menjadi ajang promosi ekonomi lokal. Puluhan stand didirikan di sekitar lapangan, mulai dari produk BUMDes, hasil pertanian Gapoktan Kasi Jaya, koperasi desa, hingga UMKM yang menjajakan kerajinan dan kuliner khas daerah.

Stand Koperasi Desa Merah Putih, misalnya, yang diketuai U. Suparman, turut memperkenalkan kerja sama dengan perusahaan Bintang Putra Usaha di bidang mebel dan elektronik. Sementara itu, BUMDes menghadirkan aneka makanan lokal, sedangkan Gapoktan menawarkan sayur mayur segar dan buah hasil panen masyarakat.

“Momentum seperti ini penting untuk memajukan ekonomi desa. Bukan hanya ajang hiburan, tapi juga kesempatan mempromosikan produk lokal agar semakin dikenal,” ujar salah seorang pelaku UMKM yang ikut serta.

Tabligh Akbar dan Doa untuk Desa

Puncak acara ditutup dengan tabligh akbar bersama Ustadz Mohammad Abdullah Arifin Al Asyiqin atau yang dikenal dengan Ustadz Arjuna, pimpinan Pondok Pesantren Assandamy, Sukabumi. Dalam tausiyahnya, ia mengingatkan pentingnya menjaga ukhuwah dan keimanan sebagai pondasi kemajuan desa.

“Desa yang maju bukan hanya kuat secara ekonomi, tetapi juga memiliki nilai spiritual dan persatuan yang kokoh. Mari kita jadikan Milangkala ini sebagai momentum memperkuat iman, persaudaraan, dan rasa syukur kepada Allah SWT,” pesannya.

Semangat Persatuan Warga

Perayaan Milangkala ke-41 Desa Jatimekar ini menjadi bukti nyata bahwa peran masyarakat sangat penting dalam membangun desa. Sinergi antara pemerintah, tokoh masyarakat, pelaku UMKM, serta generasi muda menghadirkan nuansa kebersamaan yang hangat.

Bagi masyarakat, Milangkala bukan hanya seremoni tahunan, melainkan ruang untuk merajut kembali nilai gotong royong, melestarikan budaya, sekaligus menguatkan identitas desa. Kehadiran berbagai kesenian tradisional menjadi penanda bahwa warisan leluhur masih terus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.

Dengan tema besar kebersamaan, Desa Jatimekar bertekad melangkah lebih maju, kokoh seperti pohon jati yang menjadi simbolnya. Seperti pepatah yang dikutip Kepala Desa Dono Sumpena, lawan jati mah tara eleh ku tangkal jingjing, semoga Desa Jatimekar terus tumbuh kuat menghadapi tantangan zaman. (Nuke)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *