Bandung Barat, 8 Oktober 2025. Setelah delapan tahun menanti, warga Desa Mekarwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat akhirnya melihat harapan baru. Pekerjaan perbaikan jalan desa yang selama ini menjadi keluhan utama masyarakat kini tengah berjalan. Kepala Desa Mekarwangi, Enjang Sumpena, menegaskan dirinya turun langsung mengawasi proses pembangunan agar hasilnya sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.
“Saya tidak mau kecolongan atas pekerjaan yang tidak baik oleh kontraktor. Ini untuk kemaslahatan masyarakat saya. Maka saya turun langsung setiap hari ke lapangan untuk mengawasi,” tegas Enjang saat ditemui di lokasi proyek.
Proyek ini merupakan hasil pengajuan dana ke Pemda Kabupaten Bandung Barat dengan total anggaran awal sebesar Rp13 miliar. Namun, setelah melalui proses verifikasi, hanya sekitar 4,5 kilometer yang disetujui untuk tahap awal pembangunan dari total rencana 5,4 kilometer jalan desa. Pekerjaan dilakukan dengan sistem bertahap sesuai dengan Surat Perintah Kerja (SPK) selama 120 hari, yang kini tersisa sekitar dua pekan sebelum tenggat waktu berakhir.

Enjang merinci bahwa proyek ini terdiri dari dua jenis pengerjaan, yakni cor beton dan hotmix, disesuaikan dengan kondisi kontur jalan.
“Kenapa ada yang pakai cor beton dan ada yang pakai hotmix, karena menyesuaikan kebutuhan dan kontur jalan. Ruas yang rawan genangan air lebih cocok dicor beton agar lebih tahan lama,” ujarnya.
Adapun spesifikasi teknis yang diterapkan adalah jalan hotmix dengan ketebalan 5 cm dan lebar 3 meter, serta jalan cor beton dengan lebar 4 meter dan ketebalan 25 cm. Prioritas utama diberikan pada ruas jalan yang selama ini kerap rusak akibat genangan air dan drainase yang tidak berfungsi dengan baik.

Transparansi dan Pengawasan Ketat
Enjang menekankan pentingnya transparansi dan pengawasan ketat terhadap proyek fisik di wilayahnya. Ia mengapresiasi peran media dan masyarakat yang turut mengawal jalannya pembangunan agar tidak terjadi penyimpangan spesifikasi atau keterlambatan pekerjaan.
“Sekarang semua terbuka dan transparan. Jangan main-main dengan kualitas dan waktu kerja. Saya juga sudah meminta kepada Dinas PUPR, Bina Marga, dan anggota dewan untuk ikut mengawasi pekerjaan kontraktor,” ucapnya.
Meski demikian, Enjang melayangkan kritik tajam kepada pihak Dinas Bina Marga yang dinilai kurang optimal dalam memantau pelaksanaan proyek.

“Bina Marga juga kemarin baru ke sini. Harusnya dicek dengan teliti di lapangan, jangan hanya datang sebentar lalu pergi,” ujarnya menegaskan.
Dalam hal kualitas, ia menyoroti pentingnya penerapan sistem tiga lapis pengaspalan untuk memastikan ketahanan jalan.
“Kualitas yang bagus itu ada tiga lapis: lapisan dasar aspal, ditambah split, kemudian split setengah, baru hotmix. Itu harus dipenuhi. Saya sudah ingatkan ke pengawas supaya jeli,” tutur Enjang.
Pengawasan Lapangan dan Komitmen Kontraktor
Dari pihak pelaksana lapangan, perwakilan kontraktor menyampaikan komitmen untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu sesuai SPK dan memastikan mutu pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.

“Kami akan berusaha tepat waktu dan menjaga mutu pekerjaan agar sesuai dengan standar yang sudah disepakati,” ujar Deni perwakilan kontraktor saat diwawancarai.
Kepala Desa Mekarwangi juga mengaku terus berkoordinasi dengan pihak kontraktor agar pengerjaan dapat selesai sebelum batas waktu. Ia menilai kolaborasi yang baik antara pemerintah desa, dinas terkait, dan pelaksana lapangan merupakan kunci keberhasilan proyek.
Harapan ke Depan: PJU dan Drainase
Selain jalan, Enjang juga menyampaikan pentingnya melengkapi infrastruktur penunjang, seperti penerangan jalan umum (PJU) dan saluran drainase. Menurutnya, tanpa sistem drainase yang baik, jalan akan cepat rusak akibat air yang menggenang, sementara minimnya penerangan dapat meningkatkan risiko kecelakaan.

“Saya sudah ajukan pemasangan PJU sebanyak 150 titik dan rambu lalu lintas di beberapa titik rawan. Harapan saya, dinas terkait bisa segera merealisasikannya,” kata Enjang.
Pembangunan untuk Desa MANTES
Dalam visinya membawa Desa Mekarwangi menuju konsep MANTES (Mandiri, Amanah, Nyaman, Tertib, dan Sejahtera), Enjang menilai pembangunan infrastruktur merupakan pondasi utama. Jalan yang baik akan memperlancar aktivitas ekonomi warga, mempermudah akses pendidikan dan kesehatan, serta mempercepat arus distribusi hasil pertanian dan UMKM lokal.
Ia pun menyampaikan apresiasi kepada seluruh perangkat desa dan warga yang turut berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan.
“Saya sebagai Kepala Desa Mekarwangi menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh pihak, mulai dari BPD beserta anggotanya, LPMD, perangkat desa, para kader, anggota Karang Taruna, kepala dusun, RT dan RW, tokoh masyarakat, seluruh warga hingga anggota Satlinmas, atas dukungan penuh serta penantian panjang masyarakat yang akhirnya membuahkan hasil dengan terwujudnya perbaikan jalan ini, tutupnya dengan optimis. (aq-nk)