Semarak Ramadan Kota Bandung: Kembali Kepada Keutamaan Al Qur’an

Blog

Menghidupkan Nilai-Nilai Al-Qur’an di Tengah Kota Bandung

Pemerintah Kota Bandung kembali menggelar Semarak Ramadan, sebuah program keagamaan yang memperkuat nilai-nilai Al-Qur’an dan mempererat hubungan antara pemerintah serta masyarakat. Acara yang berlangsung pada 5 Maret 2025 di Taman Silaturahmi, Kelurahan Caringin, Kecamatan Bandung Kulon, ini menghadirkan berbagai kegiatan seperti lomba tahfiz Qur’an, lomba adzan, bazar Ramadan, Giant Takjil, pemeriksaan kesehatan, penyaluran bantuan, hingga penampilan musik Islami.

Hadir dalam kesempatan tersebut Wali Kota Bandung Muhammad Farhan, Wakil Wali Kota Erwin, jajaran DPRD Kota Bandung, Dirut RSUD Bandung Kiwari, Kadis Kominfo, Kadinkes, serta perwakilan TNI, Polri, Kementerian Agama, camat, lurah, dan masyarakat setempat.

Komitmen Pemberantasan Buta Huruf Al-Qur’an

Dalam sambutannya, Wali Kota Muhammad Farhan menegaskan bahwa Pemkot Bandung berkomitmen memberantas buta huruf Al-Qur’an, memastikan setiap warga bisa membaca, menulis, dan memahami Al-Qur’an dengan baik.

“Ramadan adalah momentum mendekatkan diri kepada Al-Qur’an. Kami ingin memastikan bahwa tidak ada satu pun warga Bandung yang tidak mampu membaca dan memahami kitab sucinya,” ujar Farhan.

Program ini didukung oleh berbagai pihak, termasuk Pemkot Bandung, Kementerian Agama, dan komunitas keagamaan, dengan 10.200 ustaz tersebar di seluruh kecamatan. Hingga saat ini, program tersebut telah menjangkau 3.246 peserta di 151 kelurahan. Selain membaca Al-Qur’an, program ini juga menekankan pemahaman tafsir agar nilai-nilainya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Semarak Ramadan: Sinergi dan Kolaborasi

Sementara itu, Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menjelaskan bahwa Semarak Ramadan merupakan upaya mempererat silaturahmi dan meningkatkan sinergi antara pemerintah dan masyarakat. Program ini juga mencakup Gerakan Utama Mengaji (BUM), pembinaan dai, pembangunan rumah tahfidz, serta program belajar Al-Qur’an di Pendopo.

“Kami juga menggandeng Baznas yang telah menyalurkan bantuan untuk 30 masjid senilai Rp10 juta dan untuk 150 kelurahan sebesar Rp5 juta,” tambahnya.

Sebagai bagian dari program ini, Pemkot juga mengadakan Tarawih Keliling (Tarling) di 30 kecamatan, di mana Wali Kota lebih sering tarawih di Masjid Ukhuwah, sedangkan Wakil Wali Kota berkeliling untuk menyampaikan tausiah dan bertemu langsung dengan masyarakat.

Fokus Program Lima Tahun ke Depan

Dalam acara ini, Pemkot Bandung juga menyampaikan beberapa program prioritas yang akan menjadi fokus dalam lima tahun ke depan, antara lain:

  1. Penanganan Sampah – Menurunkan 12 mobil pengangkut sampah dan menyiapkan tambahan TPS baru untuk pengelolaan sampah yang lebih efektif.
  2. Hotline Layanan Masyarakat – Warga dapat melaporkan jalan rusak, lampu padam, atau pohon tumbang melalui layanan hotline yang langsung diteruskan ke dinas terkait.
  3. Peningkatan Sinergi – Memperkuat kolaborasi dengan DPRD, OPD, komunitas, dan dunia usaha guna membangun Bandung yang lebih baik.

“Membangun Kota Bandung harus dilakukan bersama-sama. Kami akan terus menghadirkan kebijakan yang membawa kemaslahatan bagi seluruh warga,” ujar Erwin.

Gerakan Utama Mengaji (BUM): Mewujudkan Kota Bandung yang Religius

Hj. Burhanudin dari Kementerian Agama Kota Bandung menambahkan bahwa Pemkot juga meluncurkan Gerakan Utama Mengaji (BUM) untuk memastikan seluruh warga bisa membaca dan memahami Al-Qur’an.

“Program ini ditujukan bagi yang belum bisa membaca Al-Qur’an serta mereka yang ingin meningkatkan pemahaman maknanya,” jelas Burhanudin.

BUM dijalankan minimal 20 hari selama Ramadan, dengan target peserta dapat membaca Al-Qur’an dengan lancar atau menghatamkan juz 30. Program ini telah berjalan di 151 titik di 30 kecamatan, dengan 3.600 peserta terdaftar. Burhanudin berharap program ini bisa berlanjut dalam jangka panjang, menjadikan Bandung sebagai kota yang lebih religius dan berlandaskan nilai-nilai Islam.

Dukungan Legislatif dalam Program Keagamaan dan Sosial

Sementara itu, Indri Rindani, satu-satunya perempuan di DPRD Kota Bandung dari Fraksi PKB, menegaskan bahwa Semarak Ramadan tidak hanya memperkuat hubungan antara pemerintah dan masyarakat, tetapi juga membangun sinergi di berbagai sektor, termasuk ekonomi dan sosial.

Menurutnya, selama program ini berlangsung, Wali Kota lebih banyak melaksanakan tarawih di Ukhuwah, sedangkan Wakil Wali Kota aktif dalam Tarawih Keliling. Selain itu, acara ini turut mendukung pelaku UKM di setiap kecamatan, memberikan mereka peluang untuk berkembang.

Indri juga menyoroti peran DPRD dalam mendorong kebijakan eksekutif, termasuk program perlindungan perempuan korban KDRT, yang kini memiliki fasilitas khusus di Bandung Kiwari.

“Kami di Fraksi PKB selalu terbuka bagi masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasi. Program ini diharapkan bisa menjadi agenda tahunan, mempererat hubungan antara pemerintah dan warga dalam membangun Bandung yang lebih baik,” pungkasnya.

Kesimpulan

Semarak Ramadan tidak hanya menjadi ajang peningkatan ibadah, tetapi juga memperkuat sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan. Dengan berbagai program keagamaan, sosial, serta rencana pembangunan jangka panjang, Pemkot Bandung berkomitmen mewujudkan kota yang lebih religius, cerdas, dan berdaya saing tinggi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *