Bandung Barat, 15 Maret 2025 – Hujan lebat yang mengguyur wilayah Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, pada Sabtu (15/3) sore menyebabkan banjir yang merendam 20 rumah warga di Perumahan Taman Bunga RW 23. Air setinggi 20 cm hingga 1 meter masih menggenangi kawasan tersebut hingga laporan ini disampaikan.
Kronologi Kejadian
Hujan deras yang turun sejak pukul 15.30 WIB menyebabkan saluran air utama di perumahan tersebut meluap. Letak Perumahan Taman Bunga RW 23 yang berada di area rendah menjadikannya muara air dari beberapa kampung sekitar, seperti Kampung Cijamil, Galudra, Cibatu, dan Mekarsari.

Selain faktor geografis, proyek pembangunan perumahan baru di dekat RW 23, yakni Perumahan Ecoliving Mekarsari, juga disebut-sebut memperparah banjir. Pembangunan yang belum rampung ini tidak dilengkapi dengan sistem drainase yang memadai, sehingga aliran air dari kawasan tersebut semakin memperburuk kondisi di RW 23. Tidak adanya dinding turap yang memisahkan kedua perumahan juga menyebabkan air mengalir langsung ke wilayah terdampak.
Dampak Banjir
Banjir ini mengakibatkan kerugian material yang cukup besar, dengan rincian sebagai berikut:
Jumlah rumah terdampak: 20 unit di RT 03 dan RT 12.
Fasilitas umum yang rusak: Saluran utama roboh, lapangan voli terendam, serta posyandu mengalami kerusakan parah.
Estimasi kerugian: Mencapai ratusan juta rupiah.
Upaya Penanggulangan
Pengurus RW 23 bersama warga segera melaporkan kejadian ini kepada pemerintah daerah, termasuk Kepala Desa Cilame, Camat Ngamprah, serta dinas terkait di Kabupaten Bandung Barat (KBB). Namun, hingga saat ini, kondisi banjir masih menyulitkan warga untuk membersihkan rumah mereka karena intensitas hujan yang masih tinggi.

RW 23 Desak Pemerintah dan Pengembang Bertindak
Ketua RW 23 Cilame, Sartono, mengungkapkan keprihatinannya atas minimnya respons pemerintah dan pihak pengembang dalam menangani masalah banjir ini. Dalam wawancara yang dilakukan pada 16 Maret 2025, ia menyebutkan bahwa dalam kurun waktu kurang dari sebulan, banjir telah merendam puluhan rumah dalam dua kejadian besar, yakni pada 27 Februari dan 15 Maret.
“Kami sudah beberapa kali melakukan pertemuan dan melaporkan ke pihak terkait, tetapi hingga kini belum ada tindakan konkret,” ungkap Sartono.
Ia menambahkan bahwa sebagai wilayah yang berada di dataran rendah, banjir memang menjadi ancaman utama bagi warga. Namun, bukan berarti warga harus pasrah tanpa adanya upaya mitigasi dari pemerintah dan pihak pengembang.

Sejauh ini, komunikasi dengan pengembang Perumahan Ecoliving Mekarsari masih minim. Belum ada kejelasan mengenai langkah-langkah yang akan diambil untuk mengatasi dampak pembangunan terhadap lingkungan sekitar. Sartono menegaskan bahwa warga RW 23 tidak meminta hal yang berlebihan, melainkan hanya menginginkan solusi nyata agar mereka tidak terus-menerus terdampak banjir setiap kali hujan deras turun.
“Kami hanya ingin solusi konkret agar warga tidak terus-menerus terdampak banjir. Jika pengembang tetap abai, kami berharap pemerintah turun tangan dan menindak tegas pihak yang bertanggung jawab,” tegasnya.
Langkah Pencegahan yang Diharapkan Warga
Agar kejadian serupa tidak terus berulang, warga RW 23 mengajukan beberapa tuntutan:
- Pembangunan sistem drainase yang memadai di Perumahan Ecoliving Mekarsari untuk mengatur aliran air agar tidak langsung mengarah ke RW 23.
- Pembuatan dinding turap yang kuat di perbatasan perumahan guna mencegah aliran air liar dari tanah miring.
- Sosialisasi dan pelatihan mitigasi bencana bagi warga agar lebih siap menghadapi banjir.
- Evaluasi terhadap pengembang perumahan yang tidak memenuhi tanggung jawabnya dalam mengelola dampak lingkungan. Jika tidak ada tindakan perbaikan, warga meminta pemerintah untuk mempertimbangkan pencabutan izin pengembang yang abai terhadap lingkungan sekitar.
Harapan Warga kepada Pemerintah

Pengurus RW 23 telah mengirimkan laporan resmi kepada Bupati Bandung Barat beserta jajaran untuk segera menurunkan tim penanggulangan bencana ke lokasi guna membantu warga yang terdampak. Selain itu, laporan ini juga telah disampaikan kepada berbagai pihak terkait, termasuk Wakil Bupati Bandung Barat, Sekda KBB, Ketua DPRD KBB, Dinas Perkim KBB, Dinas PUPR KBB, Camat Ngamprah, BPBD KBB, Dinas Sosial KBB, serta Kepala Desa Cilame.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak pemerintah daerah maupun pengembang terkait tuntutan warga RW 23. Masyarakat berharap agar ada langkah nyata yang segera diambil untuk mengatasi masalah banjir yang terus berulang di kawasan ini.(By Nuka & Kiki).