Bank BJB Persembahkan Pagelaran Budaya Sunda untuk Warga Desa Kertawangi

Blog

BANDUNG – 4 Oktober 2025. Udara segar di Desa Kertawangi, Kabupaten Bandung Barat berpadu dengan gegap gempita seni budaya Sunda. Jumat kemarin, desa yang dikenal dengan kebersihan, nilai keagamisan, serta kreativitas warganya ini menjadi saksi sebuah perayaan budaya yang memukau.

Bank bjb, sebagai sponsor utama, menghadirkan program “Tanda Mata untuk Negeri” – sebuah pagelaran budaya yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat, dari anak-anak hingga orang dewasa.

Kepala Desa Kertawangi, Yanto bin Surya, menyampaikan rasa syukurnya di atas panggung yang dihiasi umbul-umbul bank bjb. “Hari ini diadakan kreasi bagi seni warga desa, dari anak kecil sampai dewasa. Ini adalah karnaval untuk seluruh masyarakat,” ujarnya dengan penuh semangat. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa acara ini sepenuhnya gratis bagi warga dan mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga keamanan bersama selama perayaan berlangsung.

Karnaval Budaya yang Memukau

Acara yang dimulai pada siang hari itu menghadirkan berbagai kesenian tradisional Jawa Barat dan sekitarnya. Pembukaan dimeriahkan oleh penampilan Ogoh-ogoh Hanoman yang megah, diiringi barongsai naga biru dari Cisarua. Kehadiran kedua elemen seni yang berbeda latar budaya ini menunjukkan semangat toleransi dan keberagaman yang mengakar di Desa Kertawangi.Tak kalah menarik, penampilan Bebegig dari Ciamis mencuri perhatian. Kesenian rakyat yang sarat makna filosofis ini dipercaya dapat menjauhkan masyarakat dari kejelekan dan gangguan makhluk halus. Yang istimewa, Bebegig Sawah yang ditampilkan kali ini sepenuhnya ramah lingkungan, terbuat dari dedaunan dan bahan-bahan alami.

Sepuluh pendekar muda dari perguruan Pencak Silat Kasiat Pusaka Bandung memperagakan jurus-jurus silat yang memukau. Gerakan-gerakan lincah mereka menuai decak kagum dari penonton yang memadati area panggung. Gagarudaan dari Indra Jaya, semacam kukudaan dari Subang namun berbentuk garuda dengan anak-anak menungganginya, menambah semarak acara.Wayang Panjalu Ciamis dan tarian Sunda dengan penari pria membawa umbul-umbul serta wanita menari dengan selendang melengkapi parade kearifan lokal yang ditampilkan. “Semua itu adalah kearifan budaya lokal yang harus kita lestarikan,” tegas Kepala Desa Yanto.

Hiburan Modern Menyapa Tradisi

Menjelang sore, panggung diisi oleh penyanyi dangdut muda berbakat, Salsa Bintan. Putri dari Anton Abox, asisten komedian Sule ini, membawakan lagu-lagu dangdut dan pop yang membuat warga berjoget gembira. Kelahiran tahun 2002 yang berasal dari Bandung ini mampu menjembatani generasi muda dengan tradisi dalam satu panggung yang sama.Puncak acara di malam hari dimeriahkan oleh pagelaran wayang golek yang dibawakan oleh Ki Dalang Yogaswara Sunandar Sunarya Giriharja 3. Pagelaran wayang yang berlangsung hingga larut malam ini menjadi penutup sempurna bagi sehari penuh perayaan budaya.

Kepedulian Sosial dan Keamanan

Tidak hanya soal hiburan, banyak sekali stand makanan lokal dijajakan untuk meningkatkan perekonomian lokal, adanya kepedulian sosial melalui gerakan pangan murah dengan menjual beras Bulog kepada warga. Aspek keamanan dan keselamatan pun tidak luput dari perhatian penyelenggara. Dua unit ambulans dan satu unit mobil pemadam kebakaran disiagakan sepanjang acara berlangsung.Puluhan stand UMKM memenuhi area acara, menjual berbagai produk seperti bakso, kerajinan tangan, pakaian, minuman, hingga makanan lokal. Arena bermain anak juga disediakan, membuat acara ini benar-benar ramah keluarga.

Harapan untuk Keberlanjutan

Dalam wawancara terpisah, Kepala Desa Yanto mengungkapkan rasa terima kasihnya yang mendalam kepada bank bjb. “Masyarakat sangat antusias dan bergembira. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung acara ini, mulai dari pemerintahan desa, RT, RW, kepala dusun, Koramil, kepolisian, Satpol PP, hingga pemadam kebakaran,” ujarnya.Yanto berharap program ini dapat terus berkelanjutan di masa depan. “Harapan kami, bjb tambah maju dan program seperti ini terus berlanjut, karena ini sangat berarti bagi masyarakat kami,” pungkasnya dengan penuh harap.

Pagelaran budaya Sunda di Desa Kertawangi ini membuktikan bahwa pelestarian budaya lokal dapat berjalan beriringan dengan kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Sebuah tanda mata yang tak hanya indah dipandang mata, tetapi juga menyentuh hati. (aq-nk)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *