Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat — 24 September 2025. Di sebuah aula serba guna di Desa Ciharashas, Kecamatan Cipeundeuy, suasana semarak menyelimuti acara Penilaian Lomba Anugerah Gapura Sri Baduga tingkat Kabupaten Bandung Barat. Tema besar yang diusung, “Ciharashas : boga has, boga rasa, boga carita”, menggambarkan identitas lokal yang ingin diperkuat sebagai bagian dari daya saing desa.
Acara ini dihadiri oleh jajaran pemangku kepentingan, antara lain Kepala Desa Ciharashas Japar Sidik, Ketua TP-PKK Desa Elanda Nurhafizh, Camat Cipeundeuy Drs. Agus Ganjar Hidayat, serta perwakilan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bandung Barat, yakni Hendi Setiyadi, Kepala Bidang Administrasi Desa. Turut hadir pula U. Aliyudin dari TAPM Kab Bandung Barat, dan perwakilan Bidang Administrasi Desa, Yana Desiana.
Anugerah Gapura Sri Baduga sendiri merupakan program penilaian kinerja desa dan kelurahan di Jawa Barat yang bertujuan mendorong inovasi dan kualitas pelayanan masyarakat. Penilaian ini berlangsung secara berjenjang dari tingkat kecamatan hingga provinsi, dengan aspek penilaian meliputi administrasi, pemaparan, serta klarifikasi lapangan.

Desa Ciharashas Memadukan Tradisi dan Inovasi
Dalam sesi paparan, Kepala Desa Ciharashas Japar Sidik memaparkan sejumlah capaian dan strategi yang diusung untuk memperkuat posisi desa. Ia menegaskan bahwa dalam RPJMDes, desa menargetkan pencapaian 99 persen realisasi pembangunan. Untuk mendukung itu, desa membuka peluang usaha lewat undangan investor yang dinilai dapat menopang pendapatan desa.
“Kami sangat konsen terhadap keamanan sebagai jaminan kepastian investasi,” ujar Japar.
Salah satu kekuatan Ciharashas adalah inovasi lokal yang diwujudkan lewat ide-ide kreatif yang bisa direplikasi oleh masyarakat. Contoh yang diangkat: lomba makan sate terbanyak, rumah domba, rumah akekah, hingga rumah qurban — semua berkaitan erat dengan potensi domba yang memang menjadi salah satu sektor unggulan di sana.
Ia juga menyebut bahwa indeks desa mandiri (desa membangun) meningkat dari 0,8 menjadi 0,9, sebagai hasil dari upaya sistematis peningkatan kapasitas desa. Dalam rangka menjaga keberlanjutan aset, desa telah mematenkan sertifikasi atas 4 hingga 5 hektar tanah sebagai aset tetap desa, termasuk mencatat gedung sekolah, kantor Koperasi Merah Putih, dan bangunan lainnya. Beberapa gedung disewakan sebagai unit usaha desa, yang harapannya turut memperkuat basis ekonomi desa.

Koperasi Merah Putih, yang bergerak di bidang sembako, juga menjadi instrumen penting untuk mengurangi ketergantungan warga terhadap “bank emok” (lembaga keuangan nonformal). Desa juga mengutamakan keterbukaan anggaran melalui web desa serta papan informasi di balai desa.
Dalam ranah sosial dan perlindungan hukum, menurut Kepala Desa, Ciharashas pada tahun 2024 telah bekerja sama dengan lembaga bantuan hukum (LBH GP Ansor) agar kasus hukum lokal dapat diselesaikan dengan adil. Ia menambahkan: “Inovasi biasanya muncul dari aspirasi masyarakat kemudian muncul ide dan gagasan.”
Salah satu inovasi teknologi yang menarik disebut sebagai “Lini Bell”, yaitu sistem deteksi getaran yang dikembangkan sebagai respons terhadap kebutuhan keamanan. Meskipun berada dalam wilayah yang mulai tersentuh kawasan industri, desa tetap konsisten menjaga lingkungan yang bersih dan sehat.

Meski sebagian besar lahan pertanian semakin terbatas karena proyek strategis nasional dan berkurangnya ketersediaan air, Ciharashas tetap memprioritaskan sektor pertanian. Desa bahkan menggulirkan program penanaman pohon kelapa untuk memperkuat pendapatan asli desa lewat hasil buah.
Peran TP-PKK: Pelayanan, Pendidikan, Lingkungan
Dalam sambutannya, Ketua TP-PKK Desa Ciharashas, Elanda Nurhafizh, menjelaskan bahwa PKK desa menjalankan 10 program dasar seperti kesehatan, pangan, pendidikan, lingkungan, dan pengembangan koperasi. Pelaksanaan program didasari oleh semangat gotong royong dan solidaritas.
Beberapa inovasi khusus yang digagas oleh PKK desa antara lain:
Penyetoran sampah organik oleh warga
Model pola asuh anak
Pendampingan hukum bagi mereka yang membutuhkan
Zona baca (ZonaBacaSmart) sebagai gerakan literasi
Simadu (Sistem Mobilisasi Posyandu), yaitu mobil khusus yang berkeliling melayani posyandu ke titik-titik warga

Elanda juga menyebut ungkapan unik bahwa “gaji kader PKK itu sejuta, disimpan di BCA” — sebuah akronim bernilai filosofis: Sabar, Jujur, Tawakal di BCA (Bank Cabang Akhirat) — yang mencerminkan semangat bekerja ikhlas tanpa pamrih.
Selama ini, TP-PKK dan masyarakat bersama-sama menginisiasi kegiatan rutin seperti posyandu, Jumat bersih, donor darah, rembug stunting, lomba tabuh bedug, pengajian, santunan anak yatim, hingga pawai obor — semua ini disusun dalam wadah gotong royong dan kekeluargaan.
Tantangan dan Harapan dalam Penilaian Gapura Sri Baduga
Tantangan yang dihadapi tidak kecil. Penilaian Gapura Sri Baduga mengukur berbagai aspek seperti lingkungan, infrastruktur, kesehatan, pendidikan, sosial, ekonomi, serta tata kelola pemerintahan — yang harus dibuktikan secara nyata di lapangan.
Meski demikian, Ciharashas tampak menyusun strategi matang untuk meyakinkan tim penilai lewat data dokumen, pemaparan gagasan, dan verifikasi langsung di lapangan. Jika berhasil menduduki posisi unggulan, desa akan dianggap sebagai contoh desa berkinerja istimewa di tingkat kabupaten, bahkan berpeluang bersaing di tingkat provinsi.
Kehadiran topik seperti inovasi deteksi getaran, keterbukaan anggaran, dan koperasi desa, di samping tradisi dan identitas lokal (boga has, boga rasa, boga carita), dapat menjadi nilai tambah yang membedakan Ciharashas dibanding desa lain yang juga lolos tahap kabupaten.
Lebih jauh, program Anugerah Gapura Sri Baduga sendiri telah menjadi ajang strategis agar desa-desa di Jawa Barat “berinovasi dalam mengelola potensi lokal dan inovasi kreatif yang menjawab tantangan di desa,” seperti tertulis dalam petunjuk teknisnya.
Jika Ciharashas berhasil membuktikan janji-janji inovasi dan pembangunan yang berkelanjutan, maka harapan tinggi warga, aparatur desa, dan pemangku kepentingan akan terwujud: sebuah desa yang tidak hanya lestari tradisinya, tetapi juga unggul dalam pelayanan publik dan produktivitas ekonomi. (aq-nk)