Bandung Barat – Desa Cibodas, 23 September 2025. Kecamatan Lembang, menjadi sorotan dalam ajang penilaian Lomba Anugerah Gapura Sri Baduga tingkat Kabupaten Bandung Barat. Berbagai inovasi yang mengakar pada potensi desa dipaparkan langsung oleh Kepala Desa Cibodas, Dindin Sukaya, beserta jajaran pemerintah desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan Tim Penggerak PKK. Acara ini turut dihadiri oleh jajaran pejabat daerah, mulai dari Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bandung Barat, Duddy Prabowo, hingga Camat Lembang, Eko Gambang, serta perwakilan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), Hendi Setiyadi.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Desa Dindin Sukaya memaparkan bahwa Cibodas memiliki keunikan tersendiri dibanding desa lain. Dengan populasi 12.252 jiwa dan 4.205 keluarga, mayoritas warganya menggantungkan hidup pada sektor pertanian dan peternakan. Desa ini bahkan mampu mengekspor hingga 4 ton sayuran per hari, berkat sistem pertanian konvensional yang dipadukan dengan teknologi greenhouse modern.

“Kami memiliki 36 jenis tanaman unggulan, mulai dari bayam, tomat, kubis, lemon California, hingga stroberi. Alur pemasaran pun sudah terintegrasi dengan delapan pusat pengemasan yang dikelola masyarakat,” jelas Dindin.

Selain pertanian, sektor peternakan sapi perah berkembang pesat. Inovasi teknologi tepat guna juga dimanfaatkan untuk mengolah kotoran sapi menjadi biogas rumah tangga serta media ternak cacing lumbricus, yang kemudian diproduksi menjadi pupuk, pakan ikan, hingga bahan kosmetik. “Kami tidak ingin potensi hanya jadi cerita, tetapi benar-benar membangun peradaban desa yang lebih baik,” tambah Dindin.

Sinergi Pemerintah Desa, BPD, dan PKK
Dukungan lembaga desa juga menjadi perhatian dalam penilaian. Ketua BPD Desa Cibodas, Asep Sumpena, menegaskan peran penting BPD dalam mengawasi, memonitor, serta mendorong agar anggaran desa dimanfaatkan sebaik mungkin. “Kami berupaya agar setiap rupiah bisa memberi manfaat nyata bagi masyarakat. Selain itu, inovasi kelembagaan terus dikembangkan sesuai potensi desa,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua TP-PKK Desa Cibodas, Aan Maryati, menyoroti upaya pemberdayaan masyarakat dari sisi sosial dan kesehatan. Ia menyebut keberadaan Gedung Sipardi, pustaka keliling, serta rumah khusus penanganan stunting sebagai bagian dari strategi meningkatkan kualitas hidup warga. “Kami juga aktif memanfaatkan kotoran hewan untuk biogas, sekaligus melakukan penyuluhan kesehatan rutin di posyandu,” tutur Aan.

Ia menegaskan, meskipun dana Alokasi Dana Desa (ADD) mengalami penurunan, program PKK tetap berjalan efektif. “Semua kader posyandu juga terlibat dalam Koperasi Desa Merah Putih, yang kini beromzet Rp7 juta per hari. Bahkan sudah ada tiga dapur mandiri bergizi (MBG) untuk mendukung program kesehatan keluarga,” imbuhnya.
Prestasi Desa Cibodas dan Potensi Wisata
Cibodas juga memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang mengelola beragam layanan, mulai dari penyediaan air bersih, Cybernet berbasis digital, pusat penjualan online Shopee Center, hingga Koperasi Merah Putih. Tidak hanya itu, desa yang berada di ketinggian 1.260 meter di atas permukaan laut ini sudah mengembangkan akses internet melalui jaringan Cibodas Cybernet, untuk memperluas literasi digital warganya.

Dari sisi pariwisata, Cibodas memilih jalur pemberdayaan warga melalui 140 homestay yang dimiliki masyarakat lokal. Dengan tidak adanya hotel besar, masyarakat mendapatkan kesempatan lebih luas untuk terlibat langsung dalam sektor pariwisata.
Desa Tanggap Bencana Hadapi Ancaman Sesar Lembang
Salah satu isu penting yang dibahas adalah kesiapsiagaan menghadapi potensi gempa di Sesar Lembang. Kepala Desa Dindin menegaskan bahwa Cibodas sudah membentuk Destana (Desa Tanggap Bencana) hingga tingkat RW. “Kami lebih mengedukasi masyarakat agar siap menghadapi risiko bencana. Edukasi ini penting agar warga dapat berdaya dan bekerja sama menjaga keselamatan,” ungkapnya.

Langkah ini mendapat perhatian dari tim penilai yang menanyakan strategi sosialisasi isu bencana. Dindin menekankan bahwa keterlibatan langsung masyarakat adalah kunci. “Sasaran utama kami tetap menciptakan lapangan kerja dan membangun masyarakat yang tangguh,” tambahnya.
Tantangan dan Harapan
Dalam sesi tanya jawab, tim penilai juga menyinggung masalah pendidikan, khususnya terkait siswa putus sekolah. Dindin menjelaskan, pihak desa melakukan pendataan dengan mendatangi sekolah dan rumah warga. “Jika ada anak putus sekolah, kami arahkan ke Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) untuk menempuh pendidikan kesetaraan minimal hingga SMA,” jelasnya.

Masalah infrastruktur jalan desa juga turut disorot. Menurut Dindin, setiap tahun pemerintah desa mengajukan perbaikan jalan melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). “Kami berharap perbaikan jalan segera terealisasi demi mendukung mobilitas masyarakat dan perekonomian desa,” katanya.

Tanggapan Camat Lembang
Dalam wawancara sesi terpisah, Camat Lembang, Bambang Eko, memberikan apresiasi mendalam terhadap berbagai keunggulan Desa Cibodas pada acara penilaian Lomba Anugerah Sri Baduga. Ia mengungkapkan, meskipun belum memiliki surat keputusan resmi yang berfungsi sebagai hak paten, desa ini sudah menunjukkan kemandirian luar biasa melalui inovasi yang diciptakan warganya. Bambang Eko berharap, potensi yang dimiliki Cibodas bisa menjadi contoh dan menularkan semangat inovasi ke desa-desa lain di Lembang.

Salah satu inovasi andalan yang dipamerkan adalah smart farming atau pertanian modern. Petani di Cibodas menerapkan budidaya tanaman organik yang telah memiliki pasar dan pelanggan tetap, sehingga menopang perekonomian warga. Selain itu, ada pula budidaya kopi robusta dan arabika yang kini menjadi komoditas unggulan.

Potensi Cibodas tidak terbatas pada pertanian. Desa ini menjadi satu-satunya di Lembang yang memiliki SLB untuk disabilitas. Siswa SMK di desa ini juga telah berhasil mengembangkan teknologi robotik dan drone. Tak ketinggalan, inovasi cybernet menyediakan akses internet untuk seluruh warga. Dengan berbagai keunggulan ini, Bambang Eko optimis Desa Cibodas memiliki peluang besar untuk memenangkan Anugerah Sri Baduga, yang diprakarsai oleh Gubernur Dedi Mulyadi dengan total hadiah mencapai 9 miliar rupiah.

Inovasi unggulan di stand pameran
Inovasi Unggulan Desa Cibodas: Dari Tani Hingga Teknologi
Desa Cibodas memamerkan beragam inovasi yang berfokus pada modernisasi sektor pertanian dan peternakan. Salah satunya adalah Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) yang memanfaatkan program “suling tani” (penyuluhan keliling pertanian) dengan mobil maskara untuk mengedukasi masyarakat secara langsung.

Di sektor pertanian, Desa Cibodas memperkenalkan Indonesian Lettuce sebagai komoditas ekspor. Untuk mencapai kualitas tinggi, para pemuda desa dikirim magang ke Jepang dan Taiwan. Teknologi hidroponik juga diterapkan untuk sayuran unggulan, memungkinkan kontrol nutrisi yang lebih efisien. Selain itu, digunakan Teknologi Tepat Guna (TTG) seperti metode misting untuk meningkatkan kelembaban tanaman.

Lebih lanjut, Desa Cibodas mulai menerapkan smart farming dengan teknologi canggih seperti Internet of Things (IoT) dan big data. Otomatisasi ini mengatur penyiraman dan pemupukan tanaman secara real-time, terbukti meningkatkan produktivitas hingga 30% untuk komoditas seperti tomat beef.

Sektor peternakan dan pengolahan limbah juga tidak luput dari inovasi. Limbah pertanian diolah menjadi pakan dan pupuk organik (magot), sementara limbah peternakan menjadi biogas untuk kebutuhan rumah tangga. Berbagai produk olahan lokal seperti keripik singkong, keripik susu, dan kulit lumpia juga dipamerkan sebagai hasil karya kelompok PKK. Potensi kopi lokal pun disorot melalui Tona’s Coffee, kopi Arabika dari Bandung Utara yang diproses dengan standar ketat.
Dukungan dan Apresiasi
Acara ini mendapat apresiasi dari jajaran pejabat yang hadir. Duddy Prabowo, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat KBB, menilai presentasi Desa Cibodas menunjukkan keseriusan dalam mengelola potensi lokal. Eko Gambang, Camat Lembang, juga mengapresiasi sinergi antara pemerintah desa, PKK, dan BPD.

Hadir pula Maya Ekawati, Ketua TP-PKK Kecamatan Lembang, yang memberikan dukungan penuh terhadap program pemberdayaan perempuan dan keluarga di Cibodas. Perwakilan dari TNI dan Polri, termasuk Danramil, Bhabinkamtibmas, dan Babinsa, menegaskan komitmen mereka untuk mendukung keamanan dan ketertiban desa.
Menjadi Desa Teladan
Dengan visi “Terwujudnya Masyarakat Desa Cibodas PANTES (Produktif, Agamis, Nyata, Tertib, Ekonomis, dan Sehat)” serta motto “Satu Karya Nyata Lebih Berarti dari Seribu Rencana”, Desa Cibodas meneguhkan diri sebagai desa yang bergerak dengan karya nyata.

Dindin Sukaya menutup paparannya dengan optimisme. “Oleh kita, untuk kita, milik kita. Inilah semangat yang kami pegang agar Cibodas terus berkembang dan menjadi teladan bagi desa-desa lain,” ujarnya penuh harap. (aq-nk)