Acara penyambutan tim penilai berlangsung di Jl. Sasak Luhur No. 1, Desa Wargasaluyu. Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Desa Wargasaluyu Ismail Saleh, Ketua TP-PKK Sri Hartutik, Ketua BPD Jangin Maulana, Camat Gunung Halu Hari Mustika, serta jajaran perangkat desa. Dari pihak kabupaten, hadir pula tim penilai yang dipimpin oleh Dudi Supriadi, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Bandung Barat, bersama unsur terkait dari Dinas Pendidikan, Kejaksaan, Dinas Sosial, Dinas Perkim, tenaga ahli pendamping desa, hingga unsur kesehatan.

Sambutan Camat: Kebanggaan untuk Gunung Halu
Camat Gunung Halu, Hari Mustika, dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga atas terpilihnya Desa Wargasaluyu.
“Selamat datang kepada Bapak Kadis dan tim. Merupakan kebanggaan tersendiri karena desa kami bisa masuk nominasi dalam perlombaan ini. Kami berharap Wargasaluyu bisa menjadi nomor satu. Terima kasih kepada kepala desa, ketua TP-PKK, dan ketua BPD yang akan memaparkan berbagai inovasi desa,” ujarnya.

Sambutan Kadis DPMD: Wargasaluyu Representasi Wilayah Selatan
Dalam kesempatan yang sama, Dudi Supriadi menegaskan bahwa Anugerah Gapura Sri Baduga adalah ajang penting untuk mendorong desa-desa agar terus berinovasi, memperbaiki tata kelola, dan meningkatkan pelayanan publik. Ia menyebut Wargasaluyu sebagai contoh desa yang mampu menjaga komitmen pembangunan berbasis masyarakat.

“Wargasaluyu berhasil masuk lima besar dari 16 desa yang diusulkan di tingkat kecamatan. Ini pencapaian luar biasa karena hanya lima desa yang akhirnya melaju ke tahap kabupaten. Yang lebih membanggakan, Wargasaluyu adalah satu-satunya wakil dari wilayah selatan Kabupaten Bandung Barat,” ungkap Dudi.

Ia menambahkan bahwa setelah pemaparan, tim penilai akan melakukan verifikasi lapangan untuk melihat langsung implementasi berbagai program unggulan desa. “Kami ingin memastikan bahwa inovasi tidak hanya ada di atas kertas, tetapi benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” tambahnya.
Paparan Kepala Desa: Gesit sebagai Slogan dan Arah
Kepala Desa Wargasaluyu, Ismail Saleh, dalam paparannya menyampaikan visi membangun masyarakat dengan semangat GESIT: Gotong royong, Sejahtera, Islami, Transparan. Desa dengan luas sekitar 800 hektare dan jumlah penduduk 7.450 jiwa itu kini tengah mengembangkan tujuh bidang utama: ekonomi, kesehatan, lingkungan dan infrastruktur, pendidikan, sosial keagamaan, budaya, serta teknologi informasi.

Di bidang ekonomi, Wargasaluyu menggerakkan usaha lokal seperti Teh Gesit, koperasi Merah Putih, hingga pembangunan lumbung pangan. Sementara di bidang kesehatan, desa ini dikenal sebagai kantor bebas asap rokok dan telah mengembangkan sistem filterisasi air bersih.
Untuk pendidikan, desa menghadirkan perpustakaan keliling dan bekerjasama dengan PKBM guna menekan angka putus sekolah. Di sisi lain, desa juga menghadirkan inovasi teknologi berupa SID (Sistem Informasi Desa) yang memungkinkan produk lokal dipasarkan secara online.

Peran BPD dan PKK: Sinergi Masyarakat
Ketua BPD, Jangin Maulana, menekankan fungsi pengawasan dan tata kelola anggaran yang transparan. Ia menyebut BPD aktif menjemput aspirasi langsung ke masyarakat dan berupaya agar semua usulan warga bisa terealisasi dalam rencana pembangunan.
Sementara itu, Ketua TP-PKK Sri Hartutik menyoroti peran PKK dalam mendukung program desa, terutama di bidang kesehatan dan pemberdayaan ekonomi keluarga. “Kami terlibat aktif dalam posyandu, gerai UMKM, hingga program pengelolaan sampah plastik. Kami juga fokus pada penanganan stunting dan gerakan peduli pendidikan,” jelasnya.

Tantangan dan Harapan
Dalam sesi tanya jawab, muncul sejumlah isu penting seperti keberlanjutan BUMDes, cara sosialisasi inovasi, hingga strategi menekan angka anak putus sekolah. Kepala Desa Ismail menjelaskan bahwa BUMDes kini sudah bangkit kembali dengan mengelola air bersih yang mendatangkan keuntungan bagi masyarakat. Program unggulan lain seperti “Bayar Pajak dengan Sampah Plastik” juga menjadi daya tarik tersendiri.
Menutup rangkaian acara, tim penilai melakukan pengecekan lapangan dengan didampingi perangkat desa, puskesmas, tokoh masyarakat, dan unsur BPD. Hasil verifikasi ini akan menjadi penentu apakah Wargasaluyu layak melaju sebagai desa terbaik di Kabupaten Bandung Barat.

Refleksi
Masuknya Wargasaluyu ke lima besar Anugerah Gapura Sri Baduga adalah bukti nyata bahwa desa di wilayah selatan Bandung Barat mampu bersaing dengan desa lain. Dengan semangat GESIT, transparansi, dan kolaborasi lintas sektor, Wargasaluyu tak hanya menargetkan gelar juara, tetapi juga ingin menjadi teladan pembangunan desa yang inklusif dan berkelanjutan.
Seperti disampaikan Kadis DPMD, Dudi Supriadi: “Kami ingin melihat inovasi benar-benar memberi manfaat nyata bagi warga. Jika desa bisa mandiri dan inovatif, maka pembangunan Kabupaten Bandung Barat akan semakin kuat dari akar rumputnya.” (aq-nk)