CIPONGKOR, BANDUNG BARAT – Upaya keras kepemimpinan Kepala Desa Mekarsari, Didi Aries Setiadi, dalam mengembangkan potensi desa membuahkan hasil gemilang. Desa Mekarsari, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, berhasil terpilih sebagai salah satu dari dua kampung budidaya perikanan di kabupaten tersebut.
Prestasi membanggakan ini sekaligus menandai keberhasilan Koperasi Desa Merah Putih Mekarsari dalam mengembangkan usaha perikanan yang berkelanjutan. Selasa (2/9/2025), Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bandung Barat menggelar sosialisasi dan bimbingan teknis budidaya ikan di Bale Pertemuan Sanghyang Lawang, yang dihadiri 30 peserta dari berbagai kelompok budidaya ikan dan sekaligus anggota Koperasi Desa Merah Putih.

Mimpi yang Jadi Kenyataan
Keterpilihan Desa Mekarsari sebagai kampung budidaya bukanlah kebetulan. Di balik pencapaian ini terdapat kerja keras Didi Aries yang konsisten mengembangkan potensi desa dengan memanfaatkan aset desa seluas lima hektare untuk berkolaborasi dengan BUMDes dan Koperasi Merah Putih.
“Aduh, sangat-sangat susah untuk diutarakan, ya. Karena kami, ibaratkan kayak mimpi. Karena kami seolah-olah desa yang terpencil, yang begitu susah ingin mendapatkan (bantuan),” ungkap Didi Aries dengan penuh haru saat diwawancarai. Kegembiraan terpancar dari wajahnya ketika menjelaskan bahwa ada harapan 90 persen program ini akan terealisasi tahun ini.

Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bandung Barat, Wiwin Aprianti, M.Si., mengakui bahwa proses seleksi tidaklah mudah. “Bukan hal mudah dimana desa ini terpilih menjadi kampung budidaya di Kabupaten Bandung Barat, karena harus memenuhi segi teknis yang waktu yang panjang seleksinya, dengan keinginan masyarakat yang kuat membangun perikanan,” terangnya.
Sinergi yang Mengangkat Perekonomian Desa
Keberhasilan Desa Mekarsari tidak terlepas dari sinergi yang dibangun antara berbagai pihak. Didi Aries menjelaskan bahwa harapannya Koperasi Merah Putih dapat menampung hasil dari nelayan atau budidaya ikan. “Jadi biar bersinergi nanti dengan para petani ikan,” katanya optimis.

Kabid Perikanan Didin Rustandi dalam laporannya menyampaikan bahwa tujuan program ini adalah memberikan pemahaman kepada para anggota koperasi tentang tata cara pembudidayaan ikan, untuk menjadikan lembaga yang kuat dari budidaya sampai ke pemasaran ikan.
Wiwin Aprianti menekankan pentingnya pembangunan sektor pertanian bagi ketahanan pangan di Kabupaten Bandung Barat. Menurutnya, pemerintah akan membantu pengembangan komoditas unggulan dan lokal yaitu ikan nila dengan lima tujuan utama: mengembangkan potensi unggulan lokal, mewujudkan usaha perikanan terintegrasi dari hulu ke hilir, meningkatkan produksi, meningkatkan kesejahteraan, serta partisipasi berkelanjutan.

Visi Agrowisata dan Tantangan Lingkungan
Kepemimpinan visioner Didi Aries tidak berhenti pada perikanan. Ia memiliki rencana besar untuk menjadikan desanya sebagai agrowisata yang menggabungkan pertanian, perikanan, dan sarana olahraga. “Harapannya, ya saya ingin menjadi Kepala Desa yang sukses. Itu intinya. Jadi yang diterima oleh masyarakat dan bisa ada perubahan buat masyarakat,” tegasnya.
Namun, tantangan lingkungan menjadi perhatian serius. Kualitas air Waduk Saguling yang semakin menurun akibat tercemar limbah mendorong rencana pemindahan budidaya ke kolam darat. “Kedepannya sebaiknya mulai belajar produksi ikan dengan naik ke darat dalam artian pindah dari air waduk atau air bendungan Saguling ke membuat kolam sendiri,” saran Wiwin Aprianti.

Saat ini, pemerintah kabupaten sedang menyusun tata ruang budidaya berdasarkan zonasi sesuai peraturan daerah untuk mengatur pembangunan kolam perikanan atau keramba ikan di perairan Waduk Saguling.
Potensi Besar Menanti
Data dari Provinsi Jawa Barat menunjukkan produksi perikanan Kabupaten Bandung Barat berkontribusi sebesar 1,29 juta ton. Budidaya unggulan yang akan dikembangkan meliputi udang, nila, lobster, dan kepiting dengan sistem berkelanjutan yang ramah lingkungan.
Wiwin Aprianti mengharapkan agar para pelaku usaha di Kabupaten Bandung Barat dapat mengoptimalkan bantuan pemerintah. “Idealnya hanya meminta bantuan kepada pemerintah itu sekali saja, kemudian bantuan itu coba dikembangkan dan tingkatkan serta menjadi keuntungan yang berkesinambungan serta bergulir menjadi besar,” harapnya.

Ke depan, Koperasi Desa Merah Putih diharapkan dapat berinovasi dengan mengolah hasil produksi ikan menjadi produk siap jual seperti abon dan ikan kalengan, sehingga membuka akses pemasaran yang lebih luas dan meningkatkan daya tawar.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan semangat masyarakat yang tinggi, Desa Mekarsari di bawah kepemimpinan Didi Aries Setiadi siap menjadi percontohan kampung budidaya perikanan yang “Amanah – agamis, maju, adaptif, nyaman, aspiratif dan harmonis bagi seluruh warganya”. (aq)