Konsolidasi Badan Dapur Nasional: Menguatkan Ketahanan Pangan, Menjaga Masa Depan Anak Bangsa

Nasional

Lembang, 27 September 2025 – Sebuah langkah penting dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional kembali lahir di Jawa Barat. Pada hari Sabtu, Badan Dapur Nasional atau Himpunan Pengelolaan Dapur Makan Bergizi Gratis, Badan Dapur Nasional HPDMBG resmi dikonsolidasikan dalam sebuah pertemuan yang berlangsung di Kabupaten Bandung Barat. Acara tersebut sekaligus menjadi ajang sosialisasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh Badan Dapur Nasional HPDMBG sebagai salah satu agenda besar untuk menyehatkan generasi bangsa.

Acara diawali dengan doa bersama yang menandakan kekhidmatan dan kesungguhan hati para tokoh yang hadir. Mereka tidak sekadar membicarakan teknis dapur, tetapi juga merumuskan masa depan pangan bangsa. “Tanpa ada petunjuk dari Allah sekiranya setiap kegiatan jangan dilakukan. Untuk itulah pendirian lembaga ini saya mendapat petunjuk,” ungkap Drs. Basyaruddin Siregar, SP, Ketua Badan Pendiri Badan Dapur Nasional HPDMBG, dalam sambutannya.

Pentingnya Badan Dapur Nasional

Basyaruddin menegaskan, hadirnya Badan Dapur Nasional sangat dibutuhkan mengingat program MBG kini menjadi pusat perhatian publik. Namun, menurutnya, masih ada pihak-pihak yang mencoba memviralkan isu negatif terkait dapur MBG. “Dipastikan yang memviralkan dapur MBG ini ke arah negatif belum tentu paham/kemungkinan tidak mempunyai dapur pengelolaan. Saya sendiri punya dapur yang sedang berjalan sehingga tahu permasalahan yang sesungguhnya di pelaksanaan,” tegasnya.

Basyaruddin yang juga menjabat sebagai Ketua umum Asosiasi Hutan Tanaman Rakyat Mandiri Indonesia (AHTRMI) menambahkan, badan ini resmi dibentuk pada 20 September 2025. Kehadiran peserta yang jauh melebihi dugaan menandakan besarnya dukungan masyarakat. “Saya merasa bangga dengan telah dibentuknya Badan Dapur Nasional ini,” ujarnya penuh optimisme.

Sejumlah tokoh penting hadir dalam acara tersebut, antara lain Prof. Deden Lazuardi Aulia Kusumah, pakar rekayasa genetika pertanian; Ir. Pasindak Situmeang dari Badan Gizi Nasional; Jauhariah Br Ginting selaku pengawas; Sani, Ketua AHTRMI Subang; serta Yayan Kepala Desa Cijengkol, Subang.

Dalam kesempatan itu, diumumkan pula bahwa dapur MBG Subang akan resmi dilaunching bulan depan dengan Sani sebagai ketua pelaksana. Kepala Desa setempat akan mendampingi pelaksanaan di lapangan, memastikan sinergi antara lembaga dengan masyarakat.

Agenda Nasional: Dari Lembang ke Jakarta

Momentum Acara di Lembang pada hari ini hanyalah awal. Basyaruddin menyampaikan bahwa pada 3 Desember 2025 mendatang akan dilaksanakan pelantikan pengurus Badan Dapur Nasional HPDMBG di Gedung Manggala Wanabakti, Kementerian Kehutanan RI, Jakarta Pusat. Bahkan, rencananya pada 10 Januari 2026 akan digelar seminar nasional dengan target kehadiran 1.200 orang.

“Kami berharap peresmian seminar ini dapat dilakukan oleh Bapak Presiden Prabowo Subianto atau minimal Kepala BGN” kata Basyaruddin. Seminar tersebut akan menjadi forum besar untuk membedah berbagai persoalan teknis pengelolaan dapur, mulai dari sumber energi, air, hingga pengolahan limbah.

Permasalahan Riil di Lapangan

Basyaruddin tidak menutup mata terhadap berbagai masalah teknis yang dihadapi dapur MBG. Ia merinci sejumlah tantangan utama, antara lain kebutuhan genset agar pendingin makanan tidak mati saat listrik padam, penggunaan air tanah tanpa filter, serta sayur-mayur yang masih mengandung pestisida.

Ia juga menekankan pentingnya pengelolaan limbah dapur. “Hasil cucian atau limbah cair seharusnya diolah kembali agar bersih, bahkan bisa direkayasa menjadi pupuk. Limbah padat dan cair pun bisa diproses menjadi pupuk cair. Ke depan, pembuatan pupuk ini bisa dikerjakan oleh karang taruna, lalu dipakai untuk tanaman yang hasilnya kembali ke dapur. Itu adalah circle process yang terintegrasi,” jelasnya.

Selain itu, setiap dapur berpotensi menyerap 56 tenaga kerja dari masyarakat sekitar. Namun, perekrutan harus dibarengi dengan pelatihan SDM yang memadai serta perlindungan oleh asuransi. Untuk itu, Badan Dapur Nasional HPDMBG telah menggandeng PT Asuransi Bintang Tbk sebagai mitra dalam perlindungan asuransi kebakaran.

Prof. Deden : “Produk pertanian pangan untuk hari ini, masa depan” dan ‘Goal and Objective’

Pertanian dan peternakan kreatif yang terintegrasi akan mampu memproduksi hasil pertanian organik secara optimal sebagai area wisata pendidikan kedepannya.

Salah satu momen paling menyentuh dalam pertemuan ini adalah arahan dari Prof. Deden Lazuardi Aulia Kusumah, pakar rekayasa genetika pertanian dan peternakan asal Subang ini dalam paparannya menegaskan bahwa program MBG bukan sekadar soal makan gratis, tetapi soal keberlanjutan pangan dan kesehatan anak bangsa. “Makanan yang dipersiapkan hari ini adalah untuk masa depan anak bangsa,” ujarnya.

Prof. Deden menguraikan pentingnya integrasi dari hulu ke hilir—mulai dari pemilihan bahan baku bebas polutan, pengolahan steril, hingga pengelolaan limbah. Menurutnya, banyak pangan di pasaran yang belum tentu sehat karena proses pengemasan atau penggunaan bahan kimia.

Ia mencontohkan ayam potong yang diberi hormon agar cepat besar dalam 25 hari. “Yang sesungguhnya itu tidak sehat. Berbeda dengan ayam kampung yang tumbuh alami. Namun dengan teknologi hidrokarbon, ayam kampung pun bisa lebih cepat tumbuh hingga 60 persen tanpa mengorbankan kesehatan,” jelasnya.

Prof. Deden yang juga pernah menjadi juara dunia coffee taster menambahkan, rekayasa genetika dapat menghasilkan produk pertanian unggul seperti tomat cherry, pisang kapendis, hingga padi dengan masa panen hanya 70 hari. Menurutnya, Indonesia seharusnya bisa menjadi lumbung pangan dunia jika serius mengadopsi teknologi.

“Indonesia punya kekayaan alam luar biasa, tetapi tertinggal dari Jepang atau Tunisia yang kondisi tanahnya tidak sebaik kita. Bedanya, mereka menguasai teknologi,” kata Prof. Deden. Ia juga menyoroti potensi tanaman lokal seperti katokong dari Toraja, cabai super pedas yang bisa jadi solusi kala harga cabai melambung, serta stevia sebagai pengganti gula tebu untuk penderita diabetes.

Ir. Pasindak Situmeang: Arahan Presiden Jelas, Jalan Terus!

Dari sisi kebijakan, Ir. Pasindak Situmeang yang mewakili Bapak Brigjen Harri Doli Hutabarat menegaskan bahwa program MBG akan terus berjalan meskipun menemui tantangan di lapangan. “Bila ada masalah di MBG ini, itu karena programnya masih baru. Tetapi arahan dari Presiden jelas: jalan terus!” tegasnya.

Ia juga memastikan bahwa hasil pertemuan di Lembang ini akan dilaporkan langsung ke pusat pada minggu depan. Menurutnya, deklarasi Badan Dapur Nasional HPDMBG sebelumnya telah disambut baik oleh Badan Gizi Nasional, dan kini diarahkan untuk segera dijalankan secara konsisten.

Harapan dan Doa untuk Masa Depan

Di akhir pertemuan, para tokoh sepakat bahwa keberhasilan program ini membutuhkan dukungan semua pihak—pemerintah, masyarakat, dan lembaga swasta. Dengan 2.700 dapur MBG yang sudah beroperasi di seluruh Indonesia, Badan Dapur Nasional HPDMBG berharap jumlahnya akan terus bertambah.

Basyaruddin menutup sambutannya dengan permohonan doa. “Mohon doa restu dari semua atas berdirinya Badan Dapur Nasional HPDMBG. Semoga Allah melindungi setiap langkah kita,” ujarnya penuh harap.

Konteks Nasional

Program MBG sendiri merupakan salah satu agenda prioritas nasional pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang akan diteruskan pada masa mendatang, sejalan dengan meningkatnya angka stunting di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (2024), prevalensi stunting nasional masih berada di angka 21,6 persen. Program makan bergizi gratis di sekolah-sekolah diproyeksikan menjadi solusi nyata untuk memperbaiki gizi anak sejak dini.

Badan Dapur Nasional HPDMBG hadir sebagai mitra strategis yang memastikan pelaksanaan program ini berjalan sesuai standar kesehatan, keamanan pangan, serta memberdayakan masyarakat sekitar. Dengan dukungan tokoh-tokoh akademisi seperti Prof. Deden, praktisi seperti Basyaruddin, dan lembaga negara melalui Badan Gizi Nasional, optimisme akan masa depan pangan Indonesia semakin kuat.

Penutup

Konsolidasi Badan Dapur Nasional HPDMBG di Lembang menjadi bukti nyata bahwa isu ketahanan pangan tidak hanya dibicarakan di ruang rapat elite, tetapi juga digerakkan dari dapur-dapur rakyat. Dari pengolahan limbah menjadi pupuk, dari pemilihan bahan baku sehat hingga distribusi makanan bergizi gratis, semuanya adalah rantai yang saling terhubung.

Apa yang disampaikan Prof. Deden patut direnungkan: “Makanan yang dipersiapkan hari ini adalah untuk masa depan anak bangsa.” Sebuah pesan sederhana, namun penuh makna.

Jika semua pihak bersatu, dapur bukan lagi sekadar tempat memasak, melainkan pusat perubahan sosial yang memastikan anak-anak Indonesia tumbuh sehat, cerdas, dan berdaya saing di masa depan. (aq-nk)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *