Longsor di Ciwaruga Tak Kunjung Ditangani, Warga Terpaksa Perbaiki dengan Biaya Sendiri

Bandung Barat

Bandung Barat 25 Maret 2025.Warga Kampung Ciwaruga, RW 3, Desa Ciwaruga, Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat dibuat kecewa dengan lambannya respons Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (Pemda KBB) dalam menangani longsor tebing setinggi empat meter. Meski sudah terjadi sejak empat bulan lalu dan berulang kali dilaporkan, hingga kini belum ada tindakan nyata dari pihak terkait.

Tebing yang longsor tersebut berada di jalan kabupaten yang menghubungkan Kota Cimahi dan Kota Bandung. Jalan ini merupakan akses utama bagi banyak orang, termasuk pejabat, akademisi, dan pengusaha. Namun, hingga kini, kondisi tebing yang rawan ambruk kembali masih diabaikan oleh pemerintah.

Laporan Sudah Diajukan, Tapi Respons Tak Jelas

Kepala Desa Ciwaruga, Dadang Carmana, mengungkapkan bahwa laporan mengenai longsor ini telah dua kali disampaikan ke Kecamatan Parongpong dan Pemda KBB. Namun, tanggapan yang diterima selalu tidak jelas.

“Kami sudah melaporkan ini sejak lama, bahkan sudah diberitakan dua kali. Tapi, jawaban yang kami terima hanya ‘ya, ya’, tanpa ada kepastian kapan perbaikan dilakukan,” kata Dadang.

Kondisi ini membuat warga semakin geram, mengingat longsoran ini bisa semakin parah, terutama saat hujan deras turun.

Warga Terpaksa Perbaiki Tebing dengan Biaya Sendiri

Tanpa adanya kepastian dari pemerintah, pemilik rumah yang berada tepat di lokasi longsor, Kusni, akhirnya mengambil langkah sendiri. Demi keselamatan, ia memilih untuk memperbaiki tebing yang longsor dengan biaya pribadi.

Ketua RW 3, Komar, pun mengungkapkan kekecewaannya terhadap pemerintah daerah.

“Saya benar-benar tidak mengerti dengan pemerintahan Bandung Barat. Mungkin bupati saat ini belum tahu kejadian ini, tapi bagaimana dengan pemerintah sebelumnya? Dinas terkait pun seolah tidak peduli,” ujarnya

Menurutnya, jalan kabupaten ini memiliki peran vital, bukan sekadar jalan desa. Banyak orang penting, seperti jenderal, pejabat, pengusaha, hingga dosen, yang melewati jalan ini setiap hari. Namun, kondisi tebing yang longsor dan minim perhatian dari pemerintah justru menjadi ironi.

“Sebagai Ketua RW, saya merasa malu dengan kondisi ini. Seharusnya, pemerintah segera turun tangan. Warga di sini bukan meminta belas kasihan, tapi hanya menginginkan tanggung jawab dari pemerintah untuk infrastruktur yang seharusnya mereka kelola,” tambahnya.

Biaya Perbaikan Capai Puluhan Juta Rupiah

Akibat minimnya perhatian dari pemerintah, warga harus mengeluarkan dana pribadi untuk membangun kembali tebing yang longsor.

“Pembangunan ini menghabiskan biaya sekitar Rp40 juta. Ini bukan jumlah kecil bagi warga, tapi demi keselamatan, kami harus bertindak,” ungkap Komar.

Ia juga meminta pemerintah segera menyelesaikan permasalahan bagi warga yang rumahnya berada di atas tebing longsor. Jika tidak segera ditangani, bukan hanya kerugian materi yang akan bertambah, tetapi juga potensi bahaya bagi pengguna jalan yang melintas.

Kesimpulan

Kasus longsor di Ciwaruga menjadi gambaran nyata kurangnya respons cepat dari Pemda KBB dalam menangani infrastruktur yang rusak. Jalan yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kini justru diperbaiki secara mandiri oleh warga dengan dana pribadi.

Masyarakat kini menunggu tindakan nyata dari Pemda KBB. Apakah mereka akan segera turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini, atau terus membiarkan warganya menanggung beban yang seharusnya menjadi kewajiban pemerintah?.(By Nuka & Asep Eker).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *