“Ma Oneh, 115 Tahun: Sosok Ibu Tertua di Cihampelas Dapat Tanda Kasih dari Program ‘Nyaah Ka Indung'”

Blog

Bandung Barat, 30 Juni 2025 — Suasana haru dan hangat menyelimuti Desa Singajaya, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat. Dalam rangka mengimplementasikan program “Nyaah Ka Indung”, Kepala Desa Singajaya bersama Camat Cihampelas secara langsung menyapa dan memberikan tanda kasih kepada para ibu jompo di wilayah tersebut, sebagai bentuk kasih sayang dan penghormatan mendalam terhadap peran ibu dalam kehidupan dan masyarakat.

Klik ttombol dibawah untuk melihat foto-foto dokumentasi berita ini

Program “Nyaah Ka Indung” sendiri merupakan inisiatif sosial yang digagas untuk menumbuhkan dan meneguhkan kembali nilai-nilai budaya Sunda yang menjunjung tinggi bakti kepada ibu, yang telah melahirkan, membesarkan, dan mendidik generasi penerus bangsa.

Kasih Sayang yang Dihadirkan Lewat Tindakan Nyata

Penyerahan tanda mata ini dimulai oleh Camat Cihampelas Bpk. Agus Rudianto yang didampingi istrinya Ibu Ai Witarsih yang menyampaikan langsung bingkisan kepada Ma Idah, disusul kepada Ma Iroh yang diberikan oleh Kepala Desa Singajaya Bpk. Ghozin Kurnia dan selanjutnya dilakukan secara bergiliran oleh para perangkat desa hingga seluruh 13 penerima menerima santunan. Di antaranya: Ma Udah (90 tahun), Ma Iroh (70 tahun), Ma Idah, Ma Oneh (115 tahun), tercatat sebagai salah satu perempuan tertua di Kecamatan Cihampelas, Ma Nana, Ma Isah, Ma Patonah (80 tahun), Ma Apong Hoksah, Ma Siti Badriah (65 tahun)…dan ibu-ibu lainnya yang telah lanjut usia dan hidup dalam keterbatasan.

Sosok Ma Oneh, perempuan tangguh berusia 115 tahun, menjadi sorotan dalam kegiatan Nyaah Ka Indung yang digelar Pemerintah Desa Singajaya dan Kecamatan Cihampelas. Di usianya yang telah melewati satu abad lebih satu dekade, Ma Oneh masih menyimpan semangat hidup yang luar biasa.

Sebagai perempuan tertua di Kecamatan Cihampelas, kehadiran Ma Oneh bukan hanya menjadi catatan sejarah usia, tapi juga menjadi simbol keteguhan, pengabdian, dan warisan nilai-nilai Sunda yang luhur. Dalam kesempatan tersebut, Ma Oneh menerima tanda kasih langsung dari para perangkat desa, disertai sambutan hangat dan doa yang menyentuh hati.

Tanda kasih ini merupakan hasil gotong royong dari perangkat desa, pihak kecamatan, serta atas dorongan langsung dari Bupati Kabupaten Bandung Barat, sebagai wujud konkret perhatian terhadap para orang tua yang telah berjasa dalam kehidupan masyarakat.

Bukti Bakti Nyata: “Kami Jadi Anak Bagi Ibu-Ibu Ini”

Kepala Desa Singajaya menyampaikan bahwa momen ini bukan sekadar penyerahan bantuan biasa, melainkan pengakuan ikatan emosional yang mendalam. “Ini bukan sekadar bantuan, tapi kami hadir sebagai anak-anak mereka. Kami memanggil mereka ‘Indung’, dan kami mengangkat diri sebagai anak-anaknya. Inilah wujud nyata program Nyaah Ka Indung,” ujar sang kades dengan mata berkaca.

Program ini disambut haru dan suka cita oleh para penerima. Doa-doa penuh kasih dan tulus terucap dari para ibu, “Mudah-mudahan panjang umur, dimudahkan rezekinya, digampangkan segala urusannya… Aamiin,” begitu lirih terdengar dari salah satu penerima, disambut anggukan penuh haru dari para pendamping.

Visi, Misi, dan Manfaat Program “Nyaah Ka Indung”

Program “Nyaah Ka Indung” merupakan bagian dari gerakan sosial kultural yang telah digaungkan di berbagai daerah di Jawa Barat. Tujuan utama dari program ini adalah menumbuhkan kembali nilai-nilai penghormatan kepada orang tua, khususnya ibu, yang selama ini mulai memudar di tengah kehidupan modern yang cepat.

Visi:
Menjadikan masyarakat yang berbudaya, berakhlak, dan menjunjung tinggi bakti kepada ibu sebagai tiang kehidupan dan peradaban.

Misi:

  1. Memberikan ruang bagi masyarakat untuk mengekspresikan cinta dan terima kasih kepada para ibu.
  2. Melibatkan pemerintah desa, kecamatan, dan daerah dalam kegiatan sosial berbasis budaya.
  3. Menjadi jembatan silaturahmi dan kepedulian sosial terhadap kaum lansia, khususnya perempuan.
  4. Menanamkan pendidikan moral sejak dini tentang pentingnya menghargai dan menyayangi ibu.

Manfaat Program:
Memberikan kebahagiaan dan semangat hidup bagi para ibu jompo.

Menumbuhkan empati dan rasa tanggung jawab sosial bagi aparat dan generasi muda.

Memperkuat kohesi sosial antara pemerintah dan warga melalui pendekatan kemanusiaan dan budaya.

Sasaran Program:
Para ibu lansia yang hidup sendiri atau dalam kondisi terbatas.
Keluarga miskin yang memiliki tanggungan orang tua lanjut usia.
Generasi muda sebagai penerus nilai-nilai luhur budaya Sunda.
Mewariskan Cinta yang Tidak Pernah Usang

Dalam budaya Sunda, ada pepatah yang berbunyi:
“Indung tunggul rahayu, bapa tangkal darajat”
yang artinya ibu adalah sumber keselamatan, ayah adalah penyangga kehormatan. Filosofi ini menjadi landasan utama gerakan Nyaah Ka Indung: menjadikan ibu sebagai pusat kasih dan kekuatan moral dalam keluarga dan masyarakat.

Acara di Desa Singajaya ini tidak hanya menyentuh hati, tapi juga mengingatkan kita semua bahwa bakti kepada ibu bukanlah sekadar kata, melainkan tindakan nyata. Dan dalam program seperti inilah, cinta itu tidak sekadar dilafalkan, tetapi diwujudkan melalui langkah-langkah penuh kasih yang sederhana namun bermakna mendalam.Nuka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *