Cikahuripan, Bandung Barat. 14 September 2025. Semangat kemerdekaan terus bergema di pelosok nusantara. Di Kampung Keramat RW 07, Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, masyarakat merayakan HUT Republik Indonesia ke-80 dengan penuh kehangatan dan kebersamaan pada September 2025.
Perayaan yang diselenggarakan dengan mengusung tema kesundaan ini menjadi bukti nyata bahwa semangat nasionalisme tidak mengenal batas waktu dan tempat. Meski rangkaian agenda Bulan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 Tahun 2025 dengan berbagai kegiatan nasional yang penuh kegembiraan, kemeriahan, dan semangat persatuan secara resmi telah dicanangkan pemerintah pusat, namun di tingkat grassroots seperti Kampung Keramat, perayaan dilakukan dengan cara yang lebih personal dan menyentuh hati.

Kolaborasi Lintas Generasi dalam Berkarya
“Kegiatan ini masih dalam rangka memperingati HUT RI ke-80. Kalau di tempat lain biasanya diadakan di bulan Agustus, kami baru bisa melaksanakannya di bulan September,” ungkap Ibu Yati Sumiati, Ketua RW 07, saat diwawancarai di lokasi acara.
Yang menarik dari perayaan ini adalah keterlibatan aktif seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari anak-anak, remaja hingga orang tua, semuanya berkontribusi sesuai kemampuan masing-masing. Kang Agung, Ketua Karang Taruna yang menaungi 70 anggota aktif, menekankan pentingnya persatuan. “Pesan saya, anak muda harus selalu kompak dan solid. Kalau ada perbedaan atau masalah, jangan sampai memecah belah,” tegasnya dengan penuh keyakinan.
Karang Taruna sebagai motor penggerak kreativitas telah mempersiapkan berbagai atraksi menarik. “Sejak kemarin, kami memunculkan kreasi seni dari anak-anak Kampung Karamat, Sapkanagata, dan hiburan lainnya,” jelas Kang Agung. Rangkaian pertunjukan meliputi tarian anak-anak, debus, pencak silat, hingga musik dangdut pop Sunda yang mencerminkan kearifan lokal.

Dukungan Pemerintah dan Swadaya Masyarakat
Keberhasilan penyelenggaraan acara ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Ibu Yati menjelaskan bahwa pembiayaan berasal dari beragam sumber: “Biayanya dari proposal, donatur, dan partisipasi warga. Ada juga sponsor utama untuk panggung, tenda, lighting, dan sound system dari Bapak Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail. Untuk giat pagi tadi seperti senam aerobik dan pembagian doorprize, itu didukung oleh Bapak Pieter Djuandys komisi 3 DPRD kabupaten bandung barat.”
Dukungan dari anggota DPRD Kabupaten Bandung Barat menjadi angin segar bagi masyarakat. Pieter Djuandys bahkan menyempatkan diri berkunjung langsung ke lokasi acara pada malam hari untuk memberikan semangat dan wejangan kepada warga. Kehadirannya disambut meriah oleh masyarakat yang merasakan perhatian langsung dari wakil rakyat.

Antusiasme Warga Melampaui Ekspektasi
Tingginya partisipasi masyarakat terlihat dari kegiatan senam aerobik pagi hari. “Kami menyediakan 100 kupon, dan hanya tersisa 3. Jadi total peserta ada 97 orang, dan semuanya mendapat doorprize,” ungkap Ibu Yati dengan bangga. Doorprize yang diberikan cukup beragam, mulai dari teflon, mukena, tas sekolah, hingga berbagai peralatan dapur yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Angga, selaku Ketua Pelaksana kegiatan, menjelaskan rangkaian acara secara menyeluruh. “Sejak pagi ada senam bersama, dilanjutkan dengan hiburan musik dangdut, dan pada malam hari digelar acara puncak dengan menghadirkan artis penyanyi Rita Tila,” ujarnya.
Kehadiran penyanyi dangdut lokal Rita Tila serta Lina Tespong yang difasilitasi oleh Bapak Denden Susanto menambah semarak perayaan. Kedua bintang tamu tersebut tampil memeriahkan puncak HUT RI dengan sajian musik dangdut pop Sunda yang menghibur masyarakat.
Sebagai informasi, pada puncak perayaan HUT RI tahun sebelumnya, Bapak Denden Susanto juga menghadirkan artis nasional seperti Ria KDI dan Lisa “Keong Racun”, sehingga tradisi menghadirkan bintang tamu populer dalam acara ini terus terjaga dari tahun ke tahun.

Kreativitas Lokal yang Mendunia
Salah satu momen paling menarik adalah cerita tentang kreativitas anak-anak muda kampung yang tak terduga dampaknya. Mang Ade Ion, pembina karang taruna, bercerita dengan antusias: “Alhamdulillah, anak-anak di sini banyak yang kreatif. Misalnya kemarin mereka membuat karya ‘tikus berdasi’. Itu bukan untuk mengkritik, tapi sekadar ide unik yang mereka tuangkan. Ternyata karya itu bisa viral, bahkan sempat disandingkan dengan patung KDM (Kang Dedi Mulyadi) dan diunggah di Instagram beliau.”
Fenomena ini menunjukkan bagaimana kreativitas lokal bisa mendapat apresiasi hingga level yang lebih tinggi. Karya sederhana anak-anak kampung ternyata mampu menarik perhatian publik dan bahkan tokoh-tokoh terkemuka, membuktikan bahwa inovasi dan kreativitas tidak mengenal batasan geografis atau sosial.

UMKM sebagai Pilar Ekonomi Kerakyatan
Perayaan HUT RI ini juga memberikan ruang bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) setempat untuk memamerkan produk makanan lokal daerah. Keberadaan stan-stan UMKM tidak hanya menyemarakkan acara, tetapi juga memberikan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat. Ini sejalan dengan tema nasional HUT RI ke-80 yang mengusung “Rakyat Sejahtera” sebagai cita-cita utama dalam pembangunan nasional, yaitu memastikan seluruh warga negara memperoleh akses yang adil terhadap layanan dasar.
Harapan untuk Masa Depan
Melihat antusiasme dan keberhasilan acara tahun ini, para penyelenggara memiliki harapan besar untuk tahun-tahun mendatang. “Harapan saya, mudah-mudahan setiap tahun ada dukungan anggaran, atau setidaknya ada bantuan sponsor utama seperti ini. Karena kalau hanya mengandalkan masyarakat, rasanya cukup berat. Dengan adanya dukungan, pembiayaan bisa lebih ringan,” harap Ibu Yati dengan tulus.
Sementara itu, Angga selaku ketua pelaksana memiliki visi yang lebih besar: “Harapan saya, tahun ke tahun acara makin meriah, makin semangat, makin mewah, dan tentu semakin sukses.”
Refleksi Makna Kemerdekaan
Perayaan HUT RI ke-80 di Kampung Keramat Cikahuripan bukan sekadar seremonial belaka. Lebih dari itu, acara ini menjadi medium pembelajaran bagi generasi muda tentang nilai-nilai luhur bangsa. Melalui pertunjukan seni tradisional, gotong royong dalam persiapan, hingga kebersamaan dalam merayakan, masyarakat secara tidak langsung mewariskan semangat kemerdekaan kepada generasi penerus.
Kolaborasi antara pemerintah daerah, legislatif, dan masyarakat dalam mendukung acara ini juga mencerminkan implementasi nyata dari prinsip demokrasi dan partisipasi publik. Kehadiran Pieter Djuandys sebagai anggota DPRD yang turun langsung ke masyarakat menunjukkan bahwa wakil rakyat masih peduli dengan aspirasi dan kebutuhan konstituennya.
Dalam konteks yang lebih luas, perayaan semacam ini menjadi bukti bahwa semangat nasionalisme Indonesia masih sangat kuat di akar rumput. Masyarakat tidak membutuhkan panggung megah atau acara spektakuler untuk mengekspresikan kecintaan mereka pada tanah air. Cukup dengan kebersamaan, kreativitas, dan gotong royong, perayaan kemerdekaan bisa menjadi momen yang bermakna dan berkesan.
Kampung Keramat telah memberikan contoh bagaimana merayakan kemerdekaan dengan cara yang autentik dan membumi. Mereka membuktikan bahwa Indonesia yang maju dan sejahtera dimulai dari tingkat paling bawah, dari kampung-kampung yang dipenuhi semangat kebersamaan dan cinta tanah air. (aq-nk)