Lembang, 4 Oktober 2025. Menjelang datangnya musim hujan, Kecamatan Lembang menggelar Operasi Bersih Massal sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan upaya nyata mengurangi dampak banjir yang kerap melanda kawasan ini. Kegiatan yang dipusatkan di sekitar Pasar Panorama hingga kawasan Pusdikajen dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat, mulai dari pemerintah daerah, aparat keamanan, lembaga pendidikan, hingga komunitas warga.
Camat Lembang, Bambang Eko, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan jawaban atas keresahan masyarakat terhadap persoalan kebersihan lingkungan dan penanganan banjir yang selama ini menjadi sorotan.

“Kegiatan hari ini adalah bentuk kehadiran nyata pemerintah. Walau dengan keterbatasan, kami tidak tinggal diam. Pemerintah bersama forkopimcam, desa, TNI-Polri, sekolah, dan masyarakat bergotong royong membersihkan lingkungan, terutama saluran air yang tersumbat,” ujarnya saat memimpin apel pembukaan kegiatan. Tidak ketinggalan hadir pula dalam kegiatan aksi nyata bersih-bersih ini para relawan dari FKDM PB, UPT KB dan BTP
Operasi bersih ini melibatkan seluruh unsur Forkopimcam Lembang, perangkat desa, RT dan RW, BPD, Dinas PUPR Kecamatan, Puskesmas, unsur TNI dan Polri (Sespim Polri, Brimob, Sesko AU, dan Pusdikkoad), Pramuka, PGRI, sekolah dasar, serta Sekolah Bela Negara. Tak ketinggalan, masyarakat sekitar juga turun langsung membersihkan gorong-gorong dan menyingkirkan tumpukan sampah yang menyumbat aliran air.

Tiga titik utama yang menjadi fokus kegiatan adalah sepanjang Jalan Panorama sampai Pusdikajen, Jalan Kiwi hingga Grand Hotel, dan pusat Pasar Panorama Lembang. Di lokasi ini, tumpukan sampah dan endapan lumpur yang menutup aliran drainase berhasil diangkat hingga mencapai 5 kubik.
Kepala Desa Lembang, H. Dikdik Sadikin, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya soal kebersihan sesaat.

“Kami berharap masyarakat tidak hanya menunggu pemerintah. Pedagang dan warga sekitar pasar harus selalu ikut menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah ke jalan atau ke saluran air,” katanya.
Masalah klasik yang menjadi sorotan adalah kondisi gorong-gorong di Jalan Gunung Sari, yang mengalami kerusakan cukup parah dan berpotensi menyebabkan amblesnya jalan karena erosi di bagian tengah. Pemerintah kecamatan telah menginstruksikan koordinasi cepat bersama ketua RT setempat agar jalan tersebut sementara tidak dilalui kendaraan berat seperti truk.

Selain itu, di belakang Masjid Al-Mubaraq RW 14 RT 01, ditemukan penyumbatan berat pada saluran air yang menyebabkan banjir lokal di kawasan Gunung Sari dan Pasar Panorama. Camat Lembang memerintahkan Nur, perwakilan dari PUPR Kecamatan, untuk segera menormalisasi saluran tersebut, termasuk pembukaan jalur air dan pemasangan bak kontrol baru. Rencana perbaikan permanen akan dibahas dalam musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) mendatang agar dapat memperoleh alokasi anggaran yang memadai.

Upaya lain yang dilakukan adalah penataan ulang pedagang kaki lima (PKL) di sekitar Pasar Panorama agar tidak menutupi saluran air dan menghambat arus kendaraan. Ketua TP-PKK Kecamatan Lembang, Maya Ekawati, menambahkan bahwa kegiatan ini juga menjadi bagian dari edukasi masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.
“Kami ingin membangun kebiasaan baru bahwa menjaga kebersihan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama. Lingkungan bersih berarti masyarakat lebih sehat dan nyaman,” ujarnya.

Camat Bambang Eko menegaskan bahwa kegiatan ini tidak bisa langsung menyelesaikan seluruh persoalan banjir, tetapi menjadi titik awal kebangkitan kesadaran kolektif di Lembang. Ia berharap operasi bersih seperti ini bisa dilakukan secara berkala dan berkelanjutan, bukan hanya ketika bencana datang.
Pemerintah Kecamatan juga berencana melakukan pemantauan rutin terhadap kondisi drainase dan bekerja sama dengan desa-desa di wilayah Lembang untuk membuat bank sampah atau sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat.

Turut hadir dan berperan aktif dalam kegiatan ini para kepala desa di wilayah Kecamatan Lembang, yaitu Hari Irawan (Kepala Desa Kayuambon), Cece Wahyudin (Kepala Desa Jayagiri), dan H. Dikdik Sadikin (Kepala Desa Lembang). Kehadiran mereka menjadi wujud nyata kolaborasi antara pemerintah desa dan kecamatan dalam memperkuat gerakan bersama menjaga kebersihan dan menanggulangi banjir.





Di tengah keterbatasan anggaran dan sumber daya, kegiatan seperti ini menunjukkan bahwa kekuatan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat masih menjadi kunci dalam menjaga lingkungan.
“Bersih itu bukan sekadar kegiatan, tapi budaya yang harus kita bangun bersama,” tutup Bambang Eko penuh harap.
Dengan semangat gotong royong yang terpancar dari seluruh unsur masyarakat, Lembang meneguhkan diri untuk menghadapi musim hujan dengan kesiapsiagaan, kepedulian, dan tindakan nyata, sebuah langkah kecil namun berarti menuju lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan tangguh menghadapi bencana. (aq-nk)