
Parongpong, 14 Agustus 2025 – Jalan utama Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, hari ini berubah menjadi panggung budaya terbuka. Ribuan warga dari tujuh desa memadati ruas jalan untuk menyaksikan Parongpong Carnival Day 2025, sebuah pawai tahunan yang kali ini digelar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia.

Karnaval resmi dibuka oleh Camat Parongpong, Herman Permadi, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya pelestarian budaya sekaligus promosi potensi desa. “Kegiatan ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga wadah menampilkan kekayaan seni dan potensi unggulan masing-masing desa di Kecamatan Parongpong,” ujarnya di hadapan ribuan penonton.
Ogoh-Ogoh dan Kostum Kreatif Hiasi Jalanan
Sorotan utama karnaval adalah deretan ogoh-ogoh berukuran besar yang diarak dengan penuh semangat. Bentuk dan temanya beragam, mulai dari tokoh pewayangan, makhluk mitologi, hingga adaptasi budaya populer. Ada pula ogoh-ogoh naga, barong, serta tokoh pewayangan seperti Gatotkaca dan Hanoman yang diiringi musik tradisional khas Sunda.

Selain ogoh-ogoh, parade juga dipenuhi kostum warna-warni yang memadukan kain batik, bunga segar, hiasan anyaman bambu, dan aksen modern. Setiap kelompok peserta berusaha menampilkan ciri khas desanya dalam setiap penampilan.
Setiap penampilan tidak hanya menghibur, tetapi juga menjadi promosi visual yang efektif bagi potensi wisata, budaya, dan ekonomi kreatif desa masing-masing.

Potensi Daerah Setiap Desa di Kecamatan Parongpong
Kecamatan Parongpong dikenal memiliki tujuh desa dengan potensi daerah yang beragam, yang menjadi kekuatan ekonomi, pariwisata, dan budaya wilayah ini:
Desa Cihideung – Sentra agrowisata bunga hias dan bibit tanaman, dikenal sebagai “Kampung Wisata Bunga” dengan komoditas krisan, mawar, anggrek, dan berbagai tanaman hias lainnya.

Desa Cihanjuang Rahayu – Kawasan wisata alam dengan curug-curug eksotis, area outbound Ciwangun Indah Camp, kebun teh, dan perkebunan stroberi.
Desa Cigugur Girang – Potensi pertanian, peternakan susu, serta wisata alam dan budaya, termasuk seni angklung dan kuliner tradisional.

Desa Karyawangi – Budidaya bunga krisan, perkebunan teh Sukawana, serta seni tradisional seperti kuda lumping, pencak silat, dan kuliner olahan susu.
Desa Ciwaruga – Lokasi strategis dengan udara sejuk, potensi desa wisata berbasis komunitas, kerajinan tangan, dan produk pangan olahan.

Desa Sariwangi – Kawasan permukiman dengan potensi pengembangan usaha jasa, perdagangan, dan UMKM.
Desa Cihanjuang — Kawasan pemukiman serta perdagangan dengan banyaknya UMKM sehingga perekonomian naik pesat.

Antusiasme Warga dan Wisatawan
Sejak pagi, warga sudah memadati tepi jalan di sepanjang rute karnaval. Anak-anak tampak antusias melambaikan bendera merah putih kecil, sementara pedagang kaki lima memanfaatkan momentum ini untuk berjualan makanan, minuman, dan cendera mata. Kehadiran wisatawan dari luar daerah, terutama dari Bandung dan Cimahi, juga terlihat cukup ramai.
Meski sempat menimbulkan kemacetan di jalur Parongpong–Lembang, suasana karnaval berlangsung tertib berkat pengamanan dari aparat kepolisian, Satpol PP, dan Linmas. Panitia juga menyediakan jalur alternatif bagi pengguna kendaraan.

Panggung Persatuan dan Kreativitas
Parongpong Carnival Day menjadi bukti bahwa semangat kemerdekaan dapat diwujudkan melalui kolaborasi masyarakat. Perpaduan seni tradisi dan sentuhan modern, ditambah promosi potensi desa, menjadikan acara ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga ajang membangun citra positif Kecamatan Parongpong sebagai daerah wisata budaya dan alam.
“Harapan kami, karnaval ini bisa menjadi agenda tahunan yang tidak hanya menyemarakkan HUT RI, tetapi juga menggerakkan roda perekonomian masyarakat,” kata Camat Herman Permadi menutup rangkaian acara.

Dengan kreativitas tanpa batas dan partisipasi seluruh desa, Parongpong Carnival Day 2025 meninggalkan kesan mendalam—sebuah perayaan kemerdekaan yang membangkitkan kebanggaan, memperkuat persaudaraan, dan mengukir identitas budaya Parongpong di hati setiap orang yang hadir. (Nuka)