Polri Intensifkan Program Kedekatan dengan Masyarakat Melalui Kegiatan Keagamaan dan Pelatihan Paskibra

Bandung Barat Jurnal Polisi

Bandung Barat – Kepolisian Sektor (Polsek) Cililin, di bawah komando Akp D.M.S Andriani Sapin, S.Pd., menunjukkan komitmen kuat dalam memperkuat hubungan dengan masyarakat melalui dua program strategis yang dilaksanakan pada akhir Juli 2025. Program tersebut meliputi kegiatan sholat subuh berjamaah bersama warga dan pembinaan Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) tingkat kecamatan.

Sholat Berjamaah: Strategi Humanisasi Polri

Pada Selasa, 22 Juli 2025, pukul 04.30 WIB, personil Polsek Cililin melaksanakan kegiatan sholat subuh berjamaah dengan tujuan eksplisit “Polri Hadir Ditengah-tengah Masyarakat”. Kegiatan ini tidak hanya melibatkan pimpinan Polsek, tetapi juga Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) yang bertugas di wilayah binaannya masing-masing.

Program serupa telah menjadi bagian dari strategi nasional Polri dalam membangun kepercayaan publik. Upaya Polri dalam menjalin kedekatan dengan masyarakat sangat sering dilakukan, salah satu upaya dalam menjalin kedekatan dengan warga masyarakat, serta meningkatkan kepercayaan publik terhadap polri. Data menunjukkan berbagai polsek di Indonesia telah konsisten menerapkan program serupa, mulai dari Polsek Cimarga di Lebak hingga Polres Gayo Lues di Aceh.

Dr. Ahmad Saefuddin, pakar kebijakan publik dari Universitas Padjadjaran, menilai program ini memiliki dampak strategis jangka panjang. “Pendekatan humanis melalui kegiatan keagamaan dapat mengubah persepsi masyarakat terhadap institusi kepolisian dari yang bersifat represif menjadi lebih protektif dan partisipatif,” ungkapnya.

Pembinaan Paskibra: Investasi Karakter Generasi Muda

Tiga hari kemudian, pada Jumat 25 Juli 2025, Polsek Cililin kembali menunjukkan peran aktifnya dalam pembinaan karakter generasi muda melalui kegiatan “Pemusatan Pendidikan Latihan Paskibra Kecamatan Cihampelas Tahun 2025”. Kegiatan yang berlangsung di Aula Kantor Kecamatan Cihampelas ini melibatkan 33 anggota Paskibra terpilih.

Kehadiran Akp D.M.S Andriani Sapin bersama Kapten Inf. Arif (Danramil Cililin) dan Agus (Camat Cihampelas) menunjukkan sinergi yang kuat antara institusi keamanan, militer, dan pemerintahan sipil. Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, Kepolisian Sektor dan Komando Rayon Militer mengambil peran aktif dalam menyiapkan Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) tingkat Kecamatan.

Implikasi Strategis dan Dampak Jangka Panjang

Program-program yang dilakukan Polsek Cililin mencerminkan transformasi paradigma kepolisian modern yang tidak hanya fokus pada penegakan hukum, tetapi juga pada pembangunan social capital. Motto “Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Ikhlas” yang konsisten dicantumkan dalam laporan menunjukkan komitmen institusional terhadap profesionalisme dan pengabdian.

Dari perspektif kebijakan publik, kedua program ini memiliki beberapa implikasi strategis:

Pertama, legitimasi sosial. Program sholat berjamaah membangun legitimasi sosial melalui pendekatan kultural-religius yang sesuai dengan nilai-nilai masyarakat Indonesia. Ini dapat mengurangi resistensi masyarakat dan meningkatkan partisipasi dalam program-program keamanan.

Kedua, investasi jangka panjang. Pembinaan Paskibra merupakan investasi karakter terhadap generasi muda yang akan menjadi stakeholder keamanan masa depan. Polsek bersama dengan Babinsa melaksanakan kegiatan pelatihan Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) menunjukkan pola yang telah terbukti efektif di berbagai daerah.

Ketiga, sinergi institusional. Kolaborasi dengan TNI dan pemerintahan sipil dalam kedua program menunjukkan matangnya konsep Total Defence yang mengintegrasikan berbagai komponen kekuatan nasional.

Tantangan dan Rekomendasi

Meski program ini menunjukkan arah positif, terdapat beberapa tantangan yang perlu diantisipasi. Pertama, sustainability program yang memerlukan konsistensi jangka panjang dan dukungan anggaran. Kedua, potensi politisasi program yang dapat mengurangi efektivitasnya.

Untuk mengoptimalkan dampak, disarankan agar program ini dikembangkan dengan indikator kinerja yang terukur, melibatkan evaluasi partisipatif dari masyarakat, dan diintegrasikan dengan program pembangunan daerah yang lebih luas.

Program Polsek Cililin ini dapat menjadi best practice bagi polsek lainnya dalam membangun kedekatan dengan masyarakat, sekaligus menunjukkan evolusi Polri dari paradigma “to serve and protect” menuju “to serve, protect, and engage” dengan masyarakat yang dilayaninya. (Nuka)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *