Ngamprah – 23 April 2025. Sebanyak 16 unit ambulans dikerahkan dalam kegiatan penyambutan Gubernur Jawa Barat di Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (23/4). Dalam acara Festival Abdi Nagri Nganjang Ka Warga. Kegiatan ini melibatkan relawan dari berbagai desa siaga, termasuk Cimareme dan bantuan lintas kecamatan seperti Cisarua.
Kang Permana, salah satu relawan ambulans dari Desa Siaga Cimareme, mengatakan bahwa kehadiran mereka merupakan bentuk dukungan terhadap pemerintah sekaligus memperkuat sinergi antarrelawan dalam pelayanan kegawatdaruratan.
“Kami hadir untuk menyambut kunjungan Bapak Gubernur sekaligus menindaklanjuti undangan dari Ibu Camat Ngamprah. Ini adalah momentum penting untuk menunjukkan kesiapan dan kekompakan kami para relawan,” ujar Kang Permana di lokasi kegiatan.

Ia menyebutkan, 11 ambulans berasal dari Kecamatan Ngamprah dan 5 unit lainnya dari Kecamatan Cisarua. “Alhamdulillah semua hadir. Ini membuktikan bahwa semangat para relawan di lapangan tetap tinggi, apalagi untuk kegiatan yang menyangkut masyarakat luas,” tambahnya.

Menurutnya, kegiatan seperti ini jarang terjadi, dan menjadi ruang aktualisasi relawan sekaligus pengingat pentingnya peran mereka dalam sistem pelayanan kesehatan darurat.
“Kami berharap melalui kegiatan ini masyarakat semakin mengenal siapa saja yang berada di balik pelayanan ambulans yang selama ini berjalan tanpa pamrih,” ungkap Kang Permana.
Ia juga menyampaikan harapannya kepada pemerintah provinsi, terutama Gubernur Jawa Barat, untuk lebih memberikan perhatian kepada para relawan ambulans. Menurutnya, relawan ambulans tidak mengenal hari libur, dan selalu siap 24 jam menghadapi segala kondisi darurat.
“Bagi kami, tidak ada tanggal merah. Mau siang, malam, bahkan saat hari besar sekalipun, kami tetap siap memberikan pelayanan. Kami berharap Bapak Gubernur bisa melihat perjuangan kami, dan memberi dukungan nyata dalam bentuk fasilitas, pelatihan, atau insentif,” tegasnya.
Relawan ambulans, kata Kang Permana, adalah ujung tombak pelayanan darurat di tingkat akar rumput. Mereka kerap menjadi garda terdepan dalam mengevakuasi warga yang sakit, kecelakaan, bahkan mengantarkan jenazah secara cuma-cuma. Namun sayangnya, keberadaan mereka kerap terpinggirkan dari skema dukungan pemerintah.
“Banyak di antara kami yang menggunakan kendaraan pribadi atau hasil swadaya masyarakat. Kami tidak mengeluh, tapi alangkah baiknya jika ada perhatian agar pelayanan ini bisa berjalan lebih maksimal,” ujarnya.
Kegiatan penyambutan gubernur ini menjadi ajang kebersamaan sekaligus pengingat akan pentingnya sinergi antara relawan, masyarakat, dan pemerintah. Melalui semangat gotong royong dan pengabdian, para relawan ambulans membuktikan bahwa pelayanan kemanusiaan tak kenal lelah, tak kenal waktu.
“Yang kami butuhkan bukan hanya apresiasi, tapi juga penguatan kapasitas. Kami ingin tetap melayani dengan lebih baik, lebih siap, dan tentu saja, lebih terlindungi,” tutup Kang Permana. (Nuka)