Sertijab Kepala Desa Mekarwangi Dalam Wawancaranya “Mengabdi dengan Hati, Membangun dengan Nurani” Arah Baru Desa Mekarwangi”

Bandung Barat Bangun Desa Nasional

Oleh: Tim Liputan9
26 Juni 2025 | Desa Mekarwangi, Kabupaten Bandung Barat

Dalam suasana yang penuh semangat kebersamaan dan nuansa religius yang kental, Enjang Sumpena resmi sebagai Kepala Desa Mekarwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Pelantikan ini bukan sekadar seremoni serah jabatan, melainkan sebuah momentum kebangkitan baru bagi warga Desa Mekarwangi untuk menyongsong arah pembangunan yang lebih transparan, partisipatif, dan berkelanjutan.

Acara Sertijab yang digelar bersamaan dengan momen tahun baru Islam, 1 Muharram 1447 Hijriah, ini berlangsung khidmat namun tetap meriah. Ribuan warga turut mengantar Enjang Sumpena menuju titik awal pengabdiannya sebagai kepala desa. Mereka datang bukan hanya sebagai pendukung politik, tetapi juga sebagai bagian dari komunitas yang menaruh harapan besar pada perubahan dan kemajuan desa.

Disaksikan langsung unsur-unsur dari kecamatan, BPD, koramil, Polsek, LPMD, MUI Desa, ketua RT dan RW, Para penggerak PKK serta masyarakat Desa Mekarwangi, Sertijab berlangsung penuh makna. Suasana kantor desa yang dihias sederhana namun indah menggambarkan jiwa desa yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai lokal. Gamelan Sunda mengiringi prosesi serah terima jabatan, sementara kesenian tradisional lainnya seperti tarian Sunda dan pembacaan puisi bernapaskan lokalitas menjadi pemanis suasana yang sarat akan nilai kearifan budaya.

“Alhamdulillah, saya bersyukur karena beberapa hari yang lalu saya telah resmi dilantik. Pelantikannya berjalan lancar dan penuh semangat kekeluargaan,” ujar Enjang dalam wawancara eksklusif dengan kami.

Kepemimpinan yang Lahir dari Proses Demokratis

Enjang Sumpena bukanlah orang baru di kancah sosial-politik desa Mekarwangi. Sebelumnya, ia telah lama berkiprah di Dewan Pertimbangan Desa (DPD) dan menjadi figur kunci dalam banyak keputusan strategis tingkat desa. Rekam jejaknya di bidang pelayanan publik telah menumbuhkan kepercayaan kuat dari warga.

Pemilihannya sebagai kepala desa pun berlangsung sangat demokratis. Dengan latar belakang sebagai putra daerah yang tumbuh dan besar di Mekarwangi, Enjang menjadi pilihan alami masyarakat. Ia dikenal luas bukan karena pencitraan, melainkan karena integritas, keterbukaan, dan sikap rendah hatinya yang konsisten selama bertahun-tahun.

“Menjadi kepala desa bukanlah tujuan hidup saya, tetapi bentuk pengabdian. Proses yang saya lalui bukanlah singkat dan tanpa perjuangan. Ada masa-masa sulit, ada doa dari orang tua, dan ada semangat dari warga yang menguatkan saya untuk terus berjalan,” kata Enjang dengan suara bergetar.

Visi Misi: Membangun Desa yang Mantes

Dalam sambutan resminya, Enjang menegaskan bahwa dirinya memegang teguh visi:
“Ngawujudkeun Desa Mekarwangi Anu MANTES” — Mandiri, Amanah, Nyaman, Tertib, dan Sejahtera.

Visi ini bukan hanya sekadar slogan, tetapi menjadi kerangka besar dari seluruh program kerja yang akan ia jalankan selama masa jabatannya, yang berdurasi dua tahun.

Misi utama yang diusung Enjang mencakup lima bidang:

  1. Penyelenggaraan Pemerintahan

Optimalisasi fasilitas dan sumber daya manusia desa
Transparansi dalam pengelolaan aset desa
Kepatuhan terhadap aturan hukum dan regulasi

  1. Pembangunan Desa

Prioritas pada pembangunan yang berdampak langsung pada kesejahteraan rakyat
Peningkatan akses komunikasi dan informasi
Kecepatan dalam menyampaikan program dan peringatan penting

  1. Pembinaan Kemasyarakatan

Menghidupkan kembali pos ronda untuk keamanan
Revitalisasi kegiatan sosial
Penguatan pendidikan agama melalui Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)

  1. Pemberdayaan Masyarakat

Ketahanan pangan bersama kelompok tani
Peningkatan kapasitas aparatur desa
Revitalisasi koperasi sebagai tulang punggung ekonomi warga

  1. Penanggulangan Bencana

Tanggap darurat dalam menghadapi bencana
Meningkatkan kesadaran kesiapsiagaan warga terhadap risiko bencana

“Dua tahun bukan waktu yang lama, tapi kami akan buktikan bahwa dengan kerja cepat, terukur, dan melibatkan warga, perubahan nyata bisa diwujudkan,” tegas Enjang penuh keyakinan.

Program 100 Hari Kerja: Transparansi dan Partisipasi

Sebagai bentuk keseriusannya dalam menjalankan amanah, Enjang telah merancang Program 100 Hari Kerja. Program ini menjadi batu loncatan awal menuju pemerintahan desa yang akuntabel dan terbuka.

Fokus utamanya adalah membuka akses informasi seluas-luasnya kepada masyarakat, terutama soal anggaran dan perencanaan pembangunan. Mulai dari RT, RW, tokoh masyarakat, hingga pemuda dan ibu-ibu PKK, semua akan dilibatkan.

“Kita tidak ingin ada sekat antara pemerintah dan masyarakat. Semua harus tahu apa yang sedang dan akan kami kerjakan. Dari mana uang masuk, untuk apa digunakan, dan siapa yang mengerjakan, itu semua harus transparan,” papar Enjang.

Tradisi dan Spirit Islam sebagai Penguat Identitas

Salah satu hal yang menarik dari pelantikan ini adalah pawai obor yang digelar malam harinya. Kegiatan ini bukan sekadar simbol perayaan, tetapi menjadi cermin dari keinginan Enjang untuk mengangkat kembali nilai-nilai Islam dan budaya lokal dalam kehidupan bermasyarakat.

“Kalau tahun baru masehi dirayakan dengan pesta kembang api, maka tahun baru Islam kami sambut dengan pawai obor dan tausiyah. Ini bentuk penghormatan kami terhadap nilai-nilai keislaman dan budaya desa,” ungkapnya.

Kegiatan ini mendapat sambutan luar biasa dari warga. Mulai dari anak-anak hingga orang tua tumpah ruah di sepanjang jalan desa. Ratusan obor menyala menciptakan pemandangan yang syahdu dan menggetarkan. Sorak sorai anak-anak berpadu dengan lantunan doa menandai semangat baru yang tengah lahir di tengah-tengah masyarakat Mekarwangi.

Harapan dan Dukungan Warga

Tak bisa dipungkiri, kehadiran Enjang sebagai kepala desa membawa harapan besar bagi banyak kalangan. Dari petani, pelaku UMKM, tokoh agama, hingga generasi muda, semuanya memandang masa depan Mekarwangi kini dalam tangan yang tepat.

“Pak Enjang orangna teu loba omong, tapi lamun geus jangji, pasti ditepati. Anjeunna geus ngabuktikeun nalika acan janten ku kepala desa,” ujar Asep, seorang warga senior dari desa Mekarwangi.

Penutup: Desa Adalah Rumah Bersama

Sebagai penutup, Enjang Sumpena menyampaikan pesan mendalam bahwa membangun desa bukan sekadar soal infrastruktur, tapi soal membangun hati dan kepercayaan.
“Kita semua adalah keluarga besar Desa Mekarwangi. Mari kita rawat desa ini seperti rumah kita sendiri. Kita bangun bersama, kita jaga bersama, dan kita sejahterakan bersama. Saya hanya pelayan rakyat, tapi rakyatlah pemilik sesungguhnya desa ini,” tutupnya.

Di tengah derasnya tantangan pembangunan pedesaan dan keterbatasan waktu dua tahun masa jabatannya, semangat dan visi yang dibawa Enjang Sumpena memberi keyakinan bahwa perubahan adalah hal yang mungkin, asal dijalankan dengan niat yang tulus dan langkah yang terarah.

Desa Mekarwangi kini bukan hanya bersiap menyongsong masa depan, tetapi sudah melangkah menjemputnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *