Lembang, 29 Agustus 2025 — Pemerintah Desa Lembang bersama mahasiswa Politeknik STIA LAN Bandung menggelar sosialisasi inovasi Magades (Magang di Desa) yang menghadirkan gagasan baru pelayanan publik berbasis digital. Dalam kegiatan ini, lahir terobosan SAPADELA Mantap (Satu Pintu Administrasi Desa Lembang) dan SUKMALA Mantap, sebagai bentuk kolaborasi mahasiswa dengan desa untuk meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat.
Acara dibuka oleh MC Cindy Kartikasari Azzahra, dilanjutkan doa bersama serta menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Hadir dalam kegiatan ini perwakilan Kecamatan Lembang Ibu Siti Mariam, perwakilan Kepala Desa Lembang Windi Budiarto, S.AP, dosen pembimbing Dr. Achmad Sodik Sudrajat, S.H., M.H., perangkat desa, karang taruna, ketua RT/RW, serta 12 mahasiswa dan mahasiswi magang dari Politeknik STIA LAN Bandung.

Harapan Kecamatan dan Pemerintah Desa
Dalam sambutannya, Ibu Siti Mariam menyampaikan apresiasi kepada mahasiswa yang telah berkontribusi nyata melalui Magades. “Saya juga menghadiri acara serupa di Desa Wangunsari dan Desa Jayagiri, dan kehadiran mahasiswa selalu membawa manfaat. Di Desa Lembang ini, semoga kegiatan yang dilakukan dapat memberi dampak nyata bagi masyarakat sekaligus membantu mahasiswa mencapai cita-citanya,” ujarnya. Ia menambahkan, dari 16 desa di Kecamatan Lembang, tahun ini baru 9 desa yang melaksanakan Magades, namun ke depan diharapkan seluruh desa bisa ikut serta.
Sementara itu, perwakilan Kepala Desa Lembang, Windi Budiarto, S.AP, menekankan pentingnya inovasi layanan. “Kami berkomitmen memberikan pelayanan yang lebih mudah dan cepat. Semoga acara ini berjalan baik dan membawa manfaat ke depannya,” ungkapnya.

Catatan Akademisi dan Hasil Observasi
Dosen pembimbing, Dr. Achmad Sodik Sudrajat, menjelaskan bahwa Magades berlangsung selama 3–4 minggu, dengan target menghasilkan inovasi berdasarkan survei dan wawancara masyarakat. “Ada empat isu yang mencuat, yaitu sampah yang belum terkelola, pelayanan administrasi, usaha BUMDes yang belum berkembang, dan infrastruktur. Mahasiswa kemudian memilih fokus pada pelayanan administrasi dengan mengembangkan sistem berbasis digital,” terangnya.
Hasil inovasi mahasiswa dikemas dalam dua produk utama: SAPADELA Mantap dan SUKMALA Mantap.

Inovasi SAPADELA dan SUKMALA Mantap
Ketua kelompok mahasiswa, Fauza Maghfira, menyampaikan bahwa SAPADELA dirancang sebagai layanan satu pintu untuk administrasi desa. “Kami ingin membantu desa agar pelayanan lebih cepat, responsif, dan sistematis. Harapannya, warga aktif menggunakan sistem ini sehingga kemajuan desa berkelanjutan,” katanya.
Mahasiswa yang mempresentasikan inovasi — Rafi Satria Aji, Nabil Fawwaz, dan Dwi Oktaviani Sholikhah — menjelaskan bahwa SAPADELA Mantap hadir untuk menjawab kelemahan sistem manual yang lamban dan kurang terintegrasi.

SAPADELA menyediakan 10 jenis layanan administrasi yang dapat diakses secara digital melalui WhatsApp, website resmi www.lembang-bandungbarat.id, formulir online, serta barcode/link khusus. Layanan tersebut mencakup surat keterangan kematian, domisili, kelahiran, perkawinan, SKTM, SKU, pindahan, pekerjaan, hingga domisili usaha.
Selain itu, mahasiswa juga memperkenalkan SUKMALA Mantap, sebuah sistem evaluasi kepuasan masyarakat. Melalui SUKMALA, keluhan warga dapat ditampung dan dicarikan solusi secara lebih terarah. Program ini akan disosialisasikan dengan flyer yang disebar di wilayah Desa Lembang.

Sinergi Desa dan Mahasiswa
Dengan adanya SAPADELA dan SUKMALA, Desa Lembang berkomitmen memperkuat pelayanan publik berbasis digital. Mahasiswa pun berharap inovasi ini tidak hanya selesai pada masa magang, tetapi bisa terus dikembangkan bersama pemerintah desa.
“Kami percaya kolaborasi ini akan membuat desa lebih maju sekaligus memberi pengalaman berharga bagi mahasiswa. Desa menjadi ruang belajar, dan mahasiswa menjadi mitra pembangunan,” tutup Dr. Achmad Sodik.

Sosialisasi Magades di Desa Lembang ini menjadi salah satu contoh nyata bagaimana inovasi akademik dapat berpadu dengan kebutuhan masyarakat. Ke depan, SAPADELA dan SUKMALA diharapkan menjadi model layanan publik desa yang efisien, responsif, dan berkelanjutan.