Cililin, 30 September 2025 – Jamaah Penuhi Masjid, Pesan Kebersamaan dan Syiar Islam Bergema, Masjid Besar Cililin, Kabupaten Bandung Barat, kembali menjadi pusat syiar Islam dengan terselenggaranya Tabligh Akbar bersama Ustadz H. Akri Patrio. Acara yang digelar pada akhir pekan ini dihadiri ribuan jamaah dari berbagai lapisan masyarakat, serta para tokoh agama, aparatur pemerintah, dan unsur kepolisian. Suasana berlangsung penuh khidmat, hangat, dan sarat pesan kebersamaan.

Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ustadz Ja’far Sidiqa, yang menghadirkan lantunan merdu untuk menyejukkan hati para jamaah. Kemudian, Yoga Juara, komedian pemenang ajang Indosiar, bertindak sebagai pembawa acara. Kehadirannya menambah semangat dengan sentuhan humor segar, namun tetap menjaga kekhidmatan jalannya tabligh akbar.

Hadir pula sejumlah tokoh penting, di antaranya Kepala KUA H. Ade, Kepala Desa Cililin H. Tedy, Kapolsek Cililin AKP Andriyani, Ketua Forum Pondok Pesantren (FPL) Cililin Hasan Toyarudin, Ketua MUI Desa Cililin Asep Habib, serta Ketua MUI Kecamatan Cililin Ustadz Taufik Solih. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh terhadap syiar keagamaan di tengah masyarakat Cililin yang dikenal sebagai “kota santri”.

Masjid Terbuka untuk Semua Ormas Islam
Dalam sambutannya, Ketua DKM Masjid Besar Cililin Ustadz Apip Apipudin menegaskan bahwa masjid ini selalu terbuka untuk semua golongan umat Islam.
“Alhamdulillah acara safari dakwah di masjid besar ini sudah rutin dilakukan. Putra almarhum Zainuddin MZ, yakni Haikal Fikri, juga pernah hadir di sini, dan insya Allah akan datang lagi. Masjid ini terbuka untuk semua umat dari berbagai latar belakang, baik NU, Persis, Muhammadiyah, silakan menyelenggarakan kegiatan keagamaan di sini,” ujarnya.

Ia menambahkan, masjid besar ini bahkan pernah menjadi tuan rumah acara unik berupa pengajian yang dikombinasikan dengan pertunjukan wayang. Hal ini menjadi bukti bahwa syiar Islam dapat dikemas kreatif tanpa mengurangi esensi dakwah.
“Silakan gunakan masjid ini untuk syiar agama tanpa dipungut biaya. Kami hanya menyediakan tempat bagi siapa pun yang ingin mengajak umat semakin dekat dengan Allah,” tambahnya.

Pesan Keamanan dari Kapolsek
Sambutan kedua disampaikan Kapolsek Cililin AKP Andriyani, yang telah bertugas di wilayah Cililin dan Cihampelas selama 1 tahun 3 bulan. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Kasat Bimas Cimahi dan kerap berhubungan dengan para dai, ustadz, dan ustadzah.
Dalam pesannya, AKP Andriyani menekankan pentingnya menjaga keamanan keluarga, khususnya bagi generasi muda.
“Orang tua saya imbau untuk memastikan anak-anak pulang tepat waktu dan mengawasi penggunaan media sosial. Gunakanlah media sosial secara bijak, jangan sampai menjerumuskan,” katanya.

Ia juga menyinggung kasus keracunan makanan bergizi (MBG) yang sempat terjadi di wilayah tersebut.
“Untuk kasus MBG jangan risau. Dapur yang bersangkutan sudah ditutup, dan alhamdulillah tidak ada korban meninggal dunia,” jelasnya.
Kapolsek juga mengingatkan para pengendara motor agar selalu menaati aturan lalu lintas.
“Gunakan helm, jangan membawa penumpang lebih dari dua orang, dan jangan biarkan anak di bawah umur mengemudi. Keselamatan adalah hal yang utama,” tegas Andriyani.

Cililin, Kota Santri yang Selalu Ramai Jamaah
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Kepala Desa Cililin, H. Tedy Kusnadi. Ia mengucapkan syukur atas tingginya antusiasme masyarakat dalam menghadiri acara keagamaan.
“Alhamdulillah, setiap ada pengajian selalu penuh dihadiri jamaah. Mohon maaf Bapak Camat tidak dapat hadir karena ada tugas di kantor pemerintahan Kabupaten Bandung Barat. Semoga ibu-ibu yang hadir selalu diberi kesehatan. Cililin ini kota santri, mari kita jaga bersama,” ucapnya.

Program Mencetak 1.000 Ulama
Salah satu momen penting dalam tabligh akbar ini adalah penyampaian program unggulan dari Kyai Gaos Abdul Hamid, pengasuh Pesantren Agro Bunyanun Marshush. Ia memperkenalkan program besar yakni mencetak 1.000 ulama sebagai upaya membentengi generasi muda dari dampak negatif media sosial dan era digital.
“Hari ini kita khawatir dengan generasi muda yang terlalu sibuk menunduk memegang handphone. Untuk mengimbangi itu, ada program mencetak 1.000 ulama,” ungkapnya.

Kyai Gaos menjelaskan, program ini memberikan kesempatan bagi santri berprestasi untuk menimba ilmu di Mesir.
“Bagi anak-anak yang ingin memperdalam agama, ada program orang terpilih untuk belajar di Mesir. Tahun ini ada tujuh orang yang akan diberangkatkan pada bulan Oktober. Semua biaya ditanggung, mulai dari tiket pulang-pergi hingga kehidupan sehari-hari di Kairo,” jelasnya.
Ia menegaskan, silaturahmi adalah pintu rezeki sekaligus penambah umur.
“Dengan silaturahmi, rezeki kita ditambah, umur dipanjangkan. Semoga yang sakit segera sembuh, yang sedang kesulitan dilapangkan jalannya. Mari kita manfaatkan pendengaran, penglihatan, dan hati untuk menerima ilmu,” pesannya.

Tausiah Penuh Makna dari Ustadz H. Akri Patrio
Puncak acara ditandai dengan tausiah dari Ustadz H. Akri Patrio. Ia menyampaikan pesan religius dengan gaya yang sederhana, lugas, namun menyentuh hati jamaah.
Menurutnya, salah satu ciri ahli surga adalah mereka yang senantiasa dekat dengan Al-Qur’an.
“Siapa ahli surga? Yaitu orang yang ahli mengaji. Kita boleh menjadi polisi keluarga yang menjaga di lingkungan terkecil,” ucap Akri.

Ia menekankan bahwa keteladanan orang tua sangat menentukan pembentukan karakter anak.
“Kalau ingin punya anak yang soleh dan bisa mengaji, maka dicontohkan dulu dari ibu bapaknya. Semua laki-laki dan perempuan lahir dari rahim perempuan, maka muliakanlah perempuan,” katanya.
Akri juga mengingatkan jamaah agar lebih banyak membaca Al-Qur’an dibanding sibuk dengan gawai.
“Apakah sama orang yang tahu dengan yang tidak tahu? Orang yang mau ngaji dan mengerti itulah orang pilihan. Dengan adanya teknologi, kehidupan umat jadi sangat bergantung pada handphone. Dulu orang tua kita memegang tasbih dan Al-Qur’an, itu bukti adab mereka lebih baik. Mari kita biasakan mengaji, membaca Al-Qur’an, bukan hanya menatap layar handphone,” ujarnya.

Ia menutup tausiah dengan ajakan untuk selalu ikhlas.
“Bergembiralah dalam hidup, yang penting benar jalannya. Ikhlas adalah obat penyakit hati. Jadikan kebersamaan ini sebagai rahmat untuk kita semua,” tegasnya.
Penutup: Donasi dan Harapan Masyarakat
Acara tabligh akbar ditutup dengan pemberian donasi dari jamaah sebagai wujud kepedulian sosial dan bentuk nyata ukhuwah Islamiyah. Donasi ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan keagamaan dan membantu masyarakat yang membutuhkan.

Bagi masyarakat Cililin, kegiatan ini bukan hanya ajang tausiah semata, melainkan juga momentum memperkuat identitas sebagai kota santri. Banyak jamaah menyampaikan harapan agar tabligh akbar dan kegiatan pengajian rutin terus dilaksanakan secara berkesinambungan.
“Tabligh akbar ini membuat hati tenang, menambah ilmu, dan mempererat persaudaraan. Semoga selalu ada acara seperti ini di Cililin,” ujar salah seorang jamaah dengan penuh rasa syukur.

Dengan rangkaian kegiatan yang sarat makna, tabligh akbar di Masjid Besar Cililin ini menjadi bukti nyata bagaimana masyarakat, ulama, dan aparat bisa berjalan beriringan dalam membangun suasana religius, aman, dan penuh berkah. (aq-nk)