Cililin, Bandung Barat 24 April 2025
– Di tengah derasnya arus modernisasi, warga Desa Mukapayung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat memilih memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dan keagamaan melalui Bimbingan Teknis (Bimtek) Pemulasaraan Jenazah. Kegiatan ini bukan sekadar edukasi, melainkan bentuk nyata gotong royong dalam menghadapi duka.
Digelar di aula desa dan diikuti oleh 70 peserta, pelatihan ini menjadi momen penting untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian warga terhadap fardhu kifayah. Yang tak kalah istimewa, materi pelatihan disampaikan langsung oleh Ketua MUI Desa Mukapayung, Haji Ahmad Sopandi, yang dikenal luas sebagai tokoh agama karismatik dan penuh pengalaman dalam praktik pemulasaraan jenazah.
Para Tokoh Hadir, Suasana Penuh Khidmat
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Desa Mukapayung, Firman Supianto Hadi, yang juga menjadi penanggung jawab utama. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya pembekalan keagamaan dan kesiapsiagaan sosial di tingkat desa.

Turut hadir memberikan dukungan dan semangat:
Bapak Deni, sebagai pendamping Desa dari Kecamatan Cililin
Aipda Dadang H., Babinkantibmas yang mengapresiasi kegiatan sosial keagamaan ini
Sertu I. Setiawan, Babinsa Desa Mukapayung.
Moch. Entang Harmaen, pemuka masyarakat setempat
Iim Rohimat, Bendahara MUI
Ustadz Fajar dan Ibu Nina, perwakilan dari MUI Desa Mukapayung
Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, kegiatan berlangsung lancar, penuh kekhusyukan dan antusiasme.
Pahala Sebesar Gunung Uhud

Dalam penyampaian materinya, Haji Ahmad Sopandi menekankan bahwa pemulasaraan jenazah bukan sekadar tugas praktis, tapi ibadah yang memiliki nilai luar biasa di sisi Allah.
“Siapa yang memandikan, mengkafani, dan menguburkan jenazah dengan ikhlas, maka baginya pahala sebesar Gunung Uhud,” ujarnya, mengutip salah satu hadits yang menggetarkan hati peserta.
Peserta pun diajak merenungi bahwa kematian adalah sesuatu yang pasti, namun tak semua siap menghadapi. Karena itulah, pelatihan ini digelar untuk membekali warga dengan ilmu dan keberanian.
Materi dan Simulasi: Lengkap dan Aplikatif
Pelatihan dibagi dalam sesi teori dan praktik. Materi meliputi:
Tata cara memandikan dan mengkafani jenazah
Doa dan niat yang dibaca selama proses
Etika terhadap keluarga duka
Protokol kesehatan dalam penanganan jenazah menular
Praktik pemulasaraan dengan alat peraga

Simulasi pemulasaraan membuat banyak peserta yang awalnya ragu, akhirnya percaya diri. “Awalnya saya takut, tapi setelah tahu caranya dan niatnya, saya jadi yakin ini adalah ladang pahala,” ujar Yayan, pemuda setempat.
Pembentukan Tim Relawan Pemulasaraan
Kegiatan ini juga menjadi awal dari pembentukan Tim Relawan Pemulasaraan Jenazah Desa Mukapayung, yang akan dilatih berkelanjutan. Tim ini akan menjadi garda terdepan dalam membantu keluarga yang sedang mengalami duka.

Respons Positif dan Harapan Ke Depan
Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari warga. Mereka berharap pelatihan semacam ini bisa menjadi agenda rutin, bahkan diusulkan untuk dilakukan secara bergilir di setiap dusun.
Kepala desa pun menutup kegiatan dengan penuh harapan, “Semoga ini bukan hanya pelatihan sekali lewat, tapi menjadi gerakan desa yang kuat, bahwa kita siap membantu sesama sampai ke liang lahat.” Sesi akhir pembagian perlengkapan Jenazah, kepada seluruh RW di Desa Mukapayung. (Nuka)